Mohon tunggu...
Umi khoirun nisyak
Umi khoirun nisyak Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Agribisnis Universitas Jember Kampus Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Botok Telur Asin dan Pemberian Logo Produk Bentuk Usaha Meningkatkan Pendapatan Usaha Telur di Desa Kerpangan

5 September 2021   12:27 Diperbarui: 5 September 2021   12:28 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pandemic Covid-19 yang terjadi beberapa bulan belakangan ini menyebabkan bermacam masalah. Masalah ini berdampak kepada seluruh negara salah satunya adalah negara Indonesia. 

Pada negara Indonesia salah hal yang paling berdampak yakni pada bidang ekonomi. Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistika yakni pelaku usaha yang terdampak Covid-19 yakni yang diikuti oleh 34.559 responden dengan hasil yakni sebanyak 84% UMKM mengaku pendapatannya menurun sejak ada pandemic. 

Pada pandemic yang terjadi saat ini akibat adanya covid-19 mejadi epidemic bagi wirausaha salah satunya yakni wirausaha kuliner. Adanya pemberlakuan kebijakan tentang pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM sehingga dapat menyebabkan mobilitas yang ada menjadi kecil. Hal ini menyebabkan para wirausaha harus memikirkan strategi yang cocok untuk dapat menghadapi masalah yang terjadi saat ini.

Desa Kerpangan adalah salah satu desa yang ada pada Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Desa Kerpangan memiliki luas lahan yakni  226.483 hektar dan merupakan daerah dataran rendah. 

Jalur yang ada pada Desa Kerpangan merupakan jalur yang cukup ramai dikarenakan pada jalur ini terdapat pintu masuk jalan tol Pasuruan-Probolinggo. 

Desa Kerpangan memiliki 5 dusun diantara adalah Dusun Paras, Dusun Krajan, Dusun Masjid, Dusun Ky. Hasan, Dusun Kerpangan Selatan. 

Potensi yang ada pada desa Kerpangan yakni pada pertanian berdasarkan sebagian dari masyarakat desa ini memiliki mata pencaharian yakni berupa petani dan peternak. Selain petani penduduk Desa Kerpangan memiliki pekerjaan berupa wirausaha atau pedagang. Wirausaha yakni mulai dari kuliner, pakaian, bahan bangunan, dan industry meubel. 

Universitas Jember mengadakan Kuliah Kerja Nyata Back to Village III yang dimulai pada tanggal 11 Agustus -- 9 September 2021. Salah satu dari topik yang ada yakni Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19.

Dampak adanya pandemic ini cukup besar bagi kalangan UMKM dan menjadikan salah satu dorongan bagi saya untuk dapat melaksakan tugas yakni dengan adanya program KKN BTV (Back to Village) III dapat membantu memberdayakan salah satu usaha yang ada di Desa Kerpangan yakni "Usaha Telur Ibu Wila". Salah satu usaha yang ada di Desa Kerpangan yang mengalami dampak dari adanya pandemi Covid-19 yakni usaha "Telur Ibu Wila". 

Produk utama yang dijual yakni telur asin dan telur puyuh akan tetapi usaha ini menjual telur ayam biasa dan telur ayam kampong. Program yang ada ini dengan memberikan pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan terkait dengan pembuatan dan pemberian label pada produk dan juga menambah inovasi produk sehingga produk yang dijual lebih menarik, lebih bervariasi dan lebih dikenal oleh khalayak sekitar dan dapat bertahan di tengah masa pandemic.

Adapun program pada kegiatan KKN yang dibuat yakni dengan membuat inovasi produk dan juga memberikan label atau brand kepada produk dari usaha tersebut. Logo/brand merupakan salah satu item yang harus ada pada produk yang akan dijual kepada konsumen. 

Hal ini dikarenan logo/ brand merupakan identitas produk yang menggambarkan atau untuk menginformasikan kepada konsumen tentang produk yang diproduksi oleh suatu usaha.  Logo tersebut dibuat dikarenakan pada usaha yang dibina belum mencamtumkan logo produk pada produk tersebut. 

Hal ini dapat mengakibatkan produk dapat dijadikan sebagai produk dari pihak lain dan dapat juga dijadikan sebagai bahan untuk menjatuhkan usaha. Logo produk yang dibuat ini berupa stempel yang nantinya distempel pada telur asin yang akan dijual.

Gambar 2. Telur Asin dengan Logo Produk/dokpri
Gambar 2. Telur Asin dengan Logo Produk/dokpri

Inovasi produk yang dibuat ini adalah botok telur asin. Botok telur asin adalah salah satu inovasi yang pada proses produksinya memanfaatkan bahan yang ada di sekitar usaha sehingga dapat menekan biaya produksi. 

Telur asin yang dipakai untuk botok telur asin ini yakni dengan memakai telur yang tidak lulus tahap sortasi sebelum dimasak. Maksud dari tidak lulus tahap sortasi yakni terdapat keretakan sehingga akan berakibat pecah saat nanti dimasak dan juga mengakibatkan harga jual menurun. Adanya botok telur asin ini sebagai solusi dari masalah telur tersebut.

Botok telur asin ini selain menjadi solusi masalah tadi juga menjadikan nilai jual telur asin menjadi tinggi. 

Telur asin yang tidak lulus sortasi dijual oleh wirausaha ini yakni dihargai senilai Rp 2.000/ butir ketika diberi inovasi berupa dijadikan botok telur asin harga jual yang diberikan menjadi RP 3.000/pcs sehingga terdapat kenaikan harga jual dari produk tersebut. 

Kenaikan harga jual yang cukup tinggi inilah menjadikan tujuan dari mahasiswa agar dapat menabah pendapatan dari wirausaha telur di Desa Kerpangan ini menjadi meningkat dan dapat mensejahterakan keluarganya.  

Botok telur asin ini juga dijadikan sebagai inovasi dari usaha ini karena botok telur asin peluang usaha yang belum banyak ada di masyarakat sekitar usaha telur ini.

Gambar 3. Inovasi Botok Telur Asin/dokpri
Gambar 3. Inovasi Botok Telur Asin/dokpri

Pada usaha ini tidak menggunakan promosi di media social dan hanya memodalkan nomor handphone untuk proses pemesanan sehingga mahasiswa memiliki inisiatif untuk mempromosikan produk usaha pada media social salah satunya adalah Facebook. 

Aplikasi ini digunakan karena media social ini dirasa lebih memiliki tingkat pengaturan yang lebih mudah dibandingkan dengan media social yang lain. 

Media social yang dipilih ini juga dengan memiliki pertimbangan karena daya cakupan untuk promosi dan dilihat cukup luas.  Promosi ini dilakukan agar produk dari usaha ini semakin banyak dikenal masyarakat dan juga agar dapat meningkatkan penjualan usaha ini.

(Umi Khoirun Nisyak/ 63/ Probolinggo/ Denny Antyo Hartanto) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun