Mohon tunggu...
Umikayla Najwa
Umikayla Najwa Mohon Tunggu... -

belajar dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

PR Anakku Mau Dilaporkan ke Komnas Perlindungan Anak

13 Desember 2013   12:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:58 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam adalah puncak begadang bagiku dalam beberapa hari terakhir ini. Hal ini dikarenakan anakku yang kelas 2 SD diberi tugas mata pelajaran SBK oleh gurunya untuk membuat origami bentuk orang.

Nah lho, aku yang ga bisa origami jadi bingung. Nyari di sana-sini ga ada, yang ada kan biasanya hanya bentuk-bentuk binatang seperti  burung, ikan, kodok dan lain-lain. Nyari ke mbah google juga ga nemu yang ada tahapan-tahapan pembuatannya.

Akhirnya, aku teringat pada seorang teman yang ahli origami. Beliau lama belajar origami dari ahlinya di Jepang, selama mengikuti suaminya tugas belajar di sana. Beliau adalah owner Sanggar Origami Indonesia.

Walau dengan agak sungkan (masa nanya pr anak ke masternya sih, hehe), akhirnya sekitar pukul 07.00 malam pertanyaan kulayangkan juga kepada beliau dengan sedikit penuh harap beliau bisa membagi waktunya yang padat sekedar untuk memberikan petunjuk padaku.

Sekitar pukul 21.00, beliau merespon permintaanku, sembari memberi pertanyaan yang agak mengagetkanku " masa sih anak kelas 2 diberi pr origami orang?" Aku menjawab, "Ya begitu Teteh, kata anakku besok bawa origami bentuk orang." Rupanya sang master ini tau betul, bahwa membuat origami bentuk orang itu bukan hal yang gampang, dan tidak pantas diberikan sebagai PR kepada anak kelas 2.

Selanjutnya beliau memberi saran, "Bagaimana kalau saya laporkan kepada Komnas Perlindungan Anak saja?" Kemudian buru-buru saya jawab, "Wah Teh, saya sih berprasangka baik aja pada gurunya, mungkin supaya anak kami mendapat ilmu dan pengalaman yang berbeda."

Duuh, saya tahu sang master ini teman dekatnya ibu gubernur, tapi masa sih masalah PR begini akan jadi panjang urusannya? Apalagi belum tentu narasi yang disampaikan anak kami benar-benar adalah "PR membuat origami orang", seperti yang disampaikan oleh gurunya. Bagaimana kalau cuma disuruh buat bentuk orang-orangan dari kertas lipat origami, terserah caranya bagaimana.

Walaupun begitu, akhirnya sang master origamipun mengirim 1 buah email sekitar pukul 22.00. dan 2 email lagi sekitar pukul 03.30 an. Dan saya pun bisa mengerjakan PR anak saya dengan baik.

Akhirnya selesailah tugas saya sebagai ibu yang menemani dan membantu belajar anakku selama masa UAS seminggu ini.

Terakhir, tadi ketika aku menjemput anakku pulang sekolah, aku menyempatkan bertanya tentang kebenaran pr anakku tadi kepada gurunya, yang dijawab, "PR-nya adalah membuat bentuk orang dari kertas lipat warna, dengan melipat, menggunting, dan menempel."  Waah... jadi ga bukan origami betulan ya? hehe cape deh..

Mudah-mudahan kedepannya, para ibu dan bapak guru, berkenan memberikan pr kepada anak didiknya, sesuai dengan kepatutan dan kemampuan anak didiknya. Sehingga PR itu benar-benar dikerjakan oleh anak didik, bukan oleh orang tuanya.

salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun