Mohon tunggu...
Umi Kalsum
Umi Kalsum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lambung Mangkurat fakultas ilmu sosial dan politik

Hobi berjelajah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Bencana Alam dan Upaya Penanganannya di Wilayah Kalbar Kabupaten Kapuas Hulu

17 September 2024   19:18 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  maps:Kapuas hulu/Dok. pri

Kabupaten Kapuas Hulu Atau Dijuluki Uncak Kapuas adalah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Putussibau. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 29.842,03 km (20% luas Kalimantan Barat) dan berpenduduk 253.740 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2022, dan sebanyak 274.915 jiwa pada pertengahan 2024. Kabupaten kapuas hulu dikenal dengan kondisi georafis yang sebagian besar terdiri dari aliran sungai daratan rendah dan menyebabkan seringnya banjir diwilayah tersebut. Dengan demikian,banjir di kapuas hulu mempunyai dampak yang luas dan beragam terhadap kehidupan masyarakat,antara lain kerusakan intrastruktur,hilangnya sumber daya,kerusakan lingkungan,kesehatan masyarakat,kerugian finansial,dan dampak sosial.

Kapuas hulu,sebuah kabupaten dikalimantan barat sering mengalami bencana alam berupa banjir. Beberapa faktor yang menyebabkan banjir di wilayah ini meliputi:
*Curah Hujan Tinggi: Kapuas Hulu mengalami curah hujan yang tinggi, terutama selama musim hujan, yang dapat menyebabkan sungai-sungai meluap dan menyebabkan banjir.
*Penurunan Permukaan Tanah: Penurunan permukaan tanah, sering disebabkan oleh aktivitas manusia seperti deforestasi, dapat memperburuk risiko banjir.
*Kepadatan Vegetasi yang Menurun: Penebangan hutan yang mengurangi daya serap tanah juga berkontribusi pada peningkatan risiko banjir.
*Sungai-Sungai Besar: Kapuas Hulu terletak di kawasan aliran sungai besar, seperti Sungai Kapuas. Luapan dari sungai-sungai ini dapat menyebabkan banjir di wilayah sekitarnya.
Pemerintah dan lembaga terkait biasanya melakukan upaya untuk mitigasi, termasuk pemantauan cuaca, pengelolaan hutan, dan sistem peringatan dini. Namun, bencana banjir tetap menjadi tantangan signifikan bagi komunitas di Kapuas Hulu.

Saya,umi kalsum dengan NIM 2410416220003 dari Kelas A,angkatan 2024, Prodi geografi,Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Lambung Mangkurat, dalam mata kuliah Penginderaan Jauh yang dibimbing oleh Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si., melakukan analisis tentang penyebab sering terjadinya banjir di Kabupaten Kapuas Hulu.Analisis ini disajikan dalam bentuk framing teks di bawah ini dan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pola serta dampak banjir.

Hasil framing teks di wilayah kapuas hulu

hasil farming umi kalsum /dok. pri
hasil farming umi kalsum /dok. pri

hasil farming umi kalsum /dok. pri
hasil farming umi kalsum /dok. pri

Bencana banjir yang terjadi berulang kali di Kabupaten Kapuas Hulu  disebabkan karena faktor alam dan faktor ulah manusia. Faktor alam berupa tingginya curahnya hujan dan terbatasnya kapasitas daya tampung sungai. Faktor akibat ulah manusia berupa pengaruh kondisi DAS, dibangunnya permukiman di daerah dataran banjir dan bantaran sungai. Secara makro pemerintah telah mencatat kerugian yang diakibatkan banjir, namun yang dicatat pemerintah jauh dari kerugian yang sebenarnya, karena kerugian secara tidak langsung belum didapatkan pemerintah dengan baik. Dampak yang ditimbulkan akibat banjir yaitu, banyaknya rumah masyarakat yang hancur serta mengalami kerusakan, hewan ternak mati, dan sawah ladang yang hancur yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat panen. Selain itu banjir juga menyebabkan gangguan kesehatan bagi rumah tangga, seperti dbd,penyakit kulit yang disebabkan kerena lingkungan yang kotor, diare, asma, dan lain-lain. Kerugian yang paling banyak ditanggung rumah tangga akibat tertimpa bencana banjir di daerah penelitian adalah rumah tangga yang berpendapatan di bawah Rp. 1.500.000 dan masyarakat kategori miskin. Jenis kerusakan rumah yang banyak ditanggung rumah tangga yaitu rusak sedang sedangkan kerusakan lahan yaitu rusak berat. Bencana banjir yang terjadi berulang kali di Kecamatan Pangkalan Koto Baru disebabkan karena faktor alam dan faktor ulah manusia. Faktor alam berupa tingginya curahnya hujan dan terbatasnya kapasitas daya tampung sungai. Faktor akibat ulah manusia berupa pengaruh kondisi DAS, dibangunnya permukiman di daerah dataran banjir dan bantaran sungai. Secara makro pemerintah telah mencatat kerugian yang diakibatkan banjir, namun yang dicatat pemerintah jauh dari kerugian yang sebenarnya, karena kerugian secara tidak langsung belum didapatkan pemerintah dengan baik. Hasli penelitian lapangan memperlihatkan bahwa masyarakat Kecamatan Pangkalan kapuas hulu  belum mempunyai pengetahuan mengenai kesiap-siagaan dan informasi mengenai bencana. Pada saat banjir hampir seluruh masyarakat mencari tempat pengungsian. Tempat yang banyak dipilih masyarakat adalah sekolah, karena sekolah tersebut tidak tertimpa banjir dan berada ditempat yang lebih tinggi dan masyarakat mengungsi menggunakan perahu kayu.Akibat dari tidak adanya kesiapsiagaan masyarakat, menimbulkan beban ekonomi dan dampak yang ditimbulkan akibat banjir. Dampak yang ditimbulkan akibat banjir yaitu, banyaknya rumah masyarakat yang hancur serta mengalami kerusakan, hewan ternak mati, dan sawah ladang yang hancur yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat panen. Selain itu banjir juga menyebabkan gangguan kesehatan bagi rumah tangga, seperti penyakit kulit yang disebabkan kerena lingkungan yang kotor, diare, asma, dan lain-lain. Kerugian yang paling banyak ditanggung rumah tangga akibat tertimpa bencana banjir di daerah penelitian adalah rumah tangga yang berpendapatan di bawah Rp. 1.500.000 dan masyarakat kategori miskin. Jenis kerusakan rumah yang banyak ditanggung rumah tangga yaitu rusak sedang sedangkan kerusakan lahan yaitu rusak berat.

Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dalam menanggulangi banjir di antaranya:

•Memperbaiki anggaran untuk mengakomodir kebutuhan kegiatan penanggulangan banjir 

•Meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait untuk mendapatkan informasi dan dukungan 

•Meningkatkan fasilitas dan sarana penanggulangan banjir 

•Mendukung pemulihan hutan dan lahan sebagai upaya mitigasi banjir

 Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi banjir di antaranya:

•Menjaga lingkungan sekitar

•Hindari membangun rumah di pinggiran sungai

•Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi

•Buanglah sampah pada tempatnya

•Rajin membersihkan saluran air

•Membangun taman resapan

•Membangun sumur resapan

•Menanam pohon

•Mengelola sumber daya air secara menyeluruh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun