Mohon tunggu...
Umi Indah Fatikasari
Umi Indah Fatikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Suka melukis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menggapai Mimpi

24 Juni 2024   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2024   00:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini adalah hari yang paling menegangkan bagiku. Bagaimana tidak? Ini adalah hari di mana aku akan menghajar semua pertanyaan untuk masuk perguruan tinggi. Ujian kali ini tentunya berbeda dengan ujian yang biasa aku kerjakan di sekolah. Ujian ini akan menentukan sebuah mimpi yang aku inginkan sejak lama. Pukul 05.00 pagi aku sudah sarapan dan siap-siap untuk berangkat menuju tempat ujianku. Kebetulan, tempat ujianku kali ini adalah kampus impianku. Selain rasa takut yang aku rasakan, aku juga merasa senang karena berangkat menuju kampus impian.

"Bunda, Keyra berangkat dulu ya. Doain Keyra ya bun, semoga Keyra dilancarkan ngerjain soalnya." Ucap Keyra sambil berpamitan kepada Ibundanya.

"Pasti dong Key, Bunda pasti doain kamu. Semangat ya, sayang."

Setelah berpamitan dengan Bunda, aku segera berangkat bersama Ayah. Ya, aku diantar oleh Ayah. Kami meninggalkan rumah pada pukul 05.30.

30 menit kemudian, aku sampai di tempat ujianku, fakultas vokasi. Sesampainya di fakultas tersebut, aku berpamitan kepada Ayah.

"Ayah, doain Keyra ya. Keyra deg-degan banget." Ucapku sambil berpamitan kepada Ayah.


"Pasti Keyra, Ayah pasti doain yang terbaik buat kamu."

Setelah berpamitan dengan Ayah, aku segera masuk ke dalam ruangan. Ruangan ujianku berada di lantai empat. Aku dan peserta ujian yang lainnya menaiki tangga bersama-sama. Sesampainya di lantai empat, aku dan yang lainnya duduk di depan ruang ujian. Kami belum diizinkan untuk masuk ke ruangan tersebut.

Pukul 06.45 semua peserta ujian mulai masuk ke dalam ruangan. Sebelum masuk ruangan, kami semua dicek kelengkapan berkasnya. Setelah lengkap semua, kami masuk ruangan tersebut. Kami duduk sesuai dengan nomer yang sudah tertera di formulir pendaftaran. Kebetulan aku duduk di bangku belakang. Tak lama kemudian, pengawas ujian membagikan sebuah kertas kosong untuk mengerjakan soal hitung-menghitung. Lima menit setelah pengawas membagikan kertas kosong, ujian pun dimulai. Aku merasa sangat lancar dalam mengerjakan soal-soal. Aku hanya berharap mendapatkan hasil yang terbaik.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 10.30. Semua peserta sudah selesai mengerjakan ujian. Aku dan peserta ujian yang lain meninggalkan ruangan tersebut. Setelah keluar dari ruangan tersebut, aku merasakan kelegaan dalam hati. Meskipun, aku masih takut hasil dari ujianku. Aku melihat Ayah sudah menunggu di depan fakultas vokasi. Aku segera menghampiri Ayah.

"Ayahh!!"

"Gimana Key? Lancar kan ujiannya?" Tanya Ayah kepadaku.

"Alhamdulillah lancar, yah."

"Alhamdulillah. Kalau begitu, sekarang kita beli es krim yuk." Ajak Ayah.

"AYOOK!!" Ucapku dengan penuh semangat.

Aku dan Ayah pun segera pergi meninggalkan tempat itu dan segera menuju toko es krim. Aku sangat senang sekali hari ini. Aku merasa dirayakan oleh ayahku. Meskipun, aku hanya mengerjakan ujian saja.

***

Tak terasa aku sudah melewati ujianku yang aku takutkan itu. Kini, sudah waktunya aku akan membuka pengumuman hasil ujianku. Aku merasa sangat takut. Aku takut jika hasilnya tidak sesuai yang aku harapkan. Namun, aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Aku sudah belajar jauh-jauh hari hanya untuk mengapai impian yang aku inginkan. Namun, disisi lain, aku sudah menyiapkan sebuah ruang jika memang hasilnya tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan.

Aku menghidupkan laptopku yang sedang mati. Setelah laptopku hidup, aku segera membuka web pengumuman hasil ujianku. Perasaanku campur aduk sekali saat itu. Aku takut. Aku berusaha menenangkan diri dengan zikir. Tanpa kusadari, tiba-tiba air mataku keluar dengan sendirinya. Aku pun tidak tahu mengapa tiba-tiba air mataku keluar. Pikiranku sudah campur aduk sekali. Namun, tanganku bergerak untuk mengetik namaku dalam web tersebut. Aku buka perlahan-lahan sambil berdoa terus-terusan. Saat pengumuman tersebut terlihat, aku terkejut bukan main, aku langsung teriak memanggil Ayah dan Bunda.

"AYAH, BUNDA!!"

"Ayah lihat ini, Bunda lihat bun," ucapku sambil menunjukkan pengumuman hasil ujianku. Sontak Ayah dan Bunda menangis melihat hasilnya, begitu juga denganku. Kami semua menangis bersama. Ya, ini adalah tangisan bahagia. Aku lolos. Aku berhasil. Aku berhasil lolos masuk jurusan ilmu komunikasi, jurusan yang aku inginkan. Ini adalah suatu hal yang membuatku paling bahagia. Tidak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaanku kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun