Sebuah studi menunjukkan bahwa siswa yang memiliki hubungan positif dengan guru cenderung lebih termotivasi dan berprestasi lebih baik secara akademik. Hal ini menegaskan bahwa interaksi manusia tetap menjadi elemen esensial dalam pendidikan.
3. Kesenjangan Digital
Tidak semua sekolah memiliki akses ke teknologi canggih yang mendukung penerapan AI. Di Indonesia, misalnya, banyak sekolah di daerah terpencil masih kekurangan infrastruktur dasar seperti akses internet. Kesenjangan digital ini memperburuk ketimpangan pendidikan antara wilayah maju dan tertinggal.
AI: Sahabat atau Musuh dalam Pendidikan?
Dalam webinar, Dr. Mohd Narzi menekankan bahwa AI seharusnya dilihat sebagai alat pendukung, bukan pengganti guru. "Teknologi ini hanya akan efektif jika diintegrasikan dengan pendekatan yang berpusat pada manusia," ujar beliau.
Dr. Kharis Mujahada menambahkan bahwa AI harus digunakan untuk melengkapi proses belajar-mengajar, seperti meningkatkan akses pendidikan, mempercepat evaluasi, dan menyediakan materi pembelajaran yang relevan. Namun, beliau juga mengingatkan bahwa guru tetap memegang peran utama dalam membimbing siswa.
Keduanya sepakat bahwa AI memiliki potensi besar untuk menjadi "sahabat" pendidikan, tetapi hanya jika diterapkan dengan bijaksana dan etis.
Rekomendasi untuk Implementasi AI yang Etis
1. Regulasi Privasi Data
Pemerintah dan institusi pendidikan perlu menerapkan regulasi yang ketat untuk melindungi data siswa. Data pribadi harus dienkripsi dan hanya digunakan untuk tujuan pendidikan.
2. Pelatihan Guru