Mohon tunggu...
Umi Fadhilah
Umi Fadhilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa PAI Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Investasi dan Jeritan Warga Rempang: Membangun Tanpa Merampas

20 September 2023   20:15 Diperbarui: 20 September 2023   22:29 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rempang, sebuah pulau kecil yang terletak di Kepulauan Riau, telah menjadi pusat perdebatan yang intens dalam beberapa tahun terakhir. Bukan karena keindahan alamnya atau warisan budayanya, tetapi karena investasi besar-besaran yang mengubah wajah pulau ini. 

Sementara para investor melihat peluang besar dalam pengembangan ini, warga Rempang merasa jeritan mereka tidak terdengar, dan hak-hak mereka terabaikan. 

Artikel ini akan mengeksplorasi dampak investasi di Rempang dan bagaimana pentingnya mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat setempat dalam pengembangan.

Investasi, Harapan, dan Dampak

Investasi adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tetapi harus dijalankan dengan bijak dan berkelanjutan. Rempang menjadi sasaran investasi besar-besaran karena potensi ekonominya yang besar, terutama dalam sektor pariwisata dan perikanan. Pengembang datang dengan janji-janji pembangunan infrastruktur yang akan membuka peluang ekonomi baru.

Namun, dampak investasi ini tidak selalu positif bagi warga setempat. Pembangunan infrastruktur yang cepat sering kali mengganggu lingkungan alam dan tradisi lokal. Penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran air dan udara, serta hilangnya lahan pertanian, telah menjadi masalah serius di Rempang. Selain itu, meningkatnya harga tanah dan properti telah membuat warga setempat kesulitan untuk tetap tinggal di pulau tersebut.

Jeritan Warga Rempang

Warga Rempang telah menjadi saksi dari perubahan dramatis yang terjadi di pulau mereka. Jeritan mereka adalah jeritan ketidaksetujuan terhadap pengembangan yang merampas hak-hak mereka. Mereka merasa bahwa mereka tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan bahwa hak properti dan tradisi mereka diabaikan. Banyak di antara mereka harus menghadapi keputusan sulit: menjual tanah mereka dengan harga yang tidak sebanding atau tetap tinggal di tengah lingkungan yang semakin memburuk.

Ketidaksetaraan ekonomi juga semakin memperdalam kesenjangan antara investor dan warga setempat. Sementara investor mendapat keuntungan dari proyek-proyek besar ini, banyak warga Rempang masih hidup dalam kemiskinan dan ketidakpastian.

Solusi untuk Keseimbangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun