Mohon tunggu...
Umi Ardiyah
Umi Ardiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMP N18 SURAKARTA

Saya hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Budaya Membaca Anak

20 Desember 2022   07:19 Diperbarui: 20 Desember 2022   07:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengembangan dalam kegiatan membaca perlu dilakukan pada anak sedari dini. Kegiatan membaca pada anak perlu ditanamkan sejak usia dini karena minat literasinya dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah orangtua, teman, maupun sekolah. Minat literasi harus ditumbuhkan pada anak sejak usia dini sehingga memiliki kecintaan yang diwujudkan sebagai budaya dalam kegiatan membaca. Jadi, budaya membaca bagi anak memiliki pengaruh yang besar di setiap tahap tumbuh kembangnya saat dewasa kelak.

Menumbuh kembangkan budaya membaca pada anak untuk saat ini masih dijumpai sejumlah kendala. Ada sejumlah penyebab rendahnya minat baca anak, seperti: 1) kurangnya pemahaman orangtua mengenai pentingnya membaca; 2) akses internet pada gawai yang tak terbatas dan tidak terawasi dengan baik; 3) minimnya penyediaan buku-buku bermutu di perpustakaan sekolah.

Orangtua masa sekarang tidak begitu mementingkan anak untuk gemar membaca sedari dini. Padahal, menumbuhkan budaya membaca anak yang paling utama adalah tanggung jawab orangtua di rumah. Orangtua sebagai guru pertama bagi anak untuk bisa menumbuh kembangkan minat literasi dalam membaca. Hal tersebut berdampak langsung pada pembentukan mindset positif anak terhadap kegiatan literasi terutama membaca dengan baik.

Selain itu, di era internet saat ini, anak lebih tertarik dengan gawai daripada buku. Gawai memiliki sejumlah aplikasi media sosial maupun aplikasi edukasi lainnya. Apalagi ditunjang dengan akses internet yang tidak terbatas karena adanya WiFi atau Hotspot di setiap lokasi, baik di sekolah maupun tempat umum. Sebenarnya anak bisa memanfaatkan gawai tersebut untuk meningkatkan literasi tersebut. Namun, anak lebih tertarik dengan aplikasi permainan gawai daripada membaca materi atau memahami wawasan dari aplikasi edukasi.

Di sekolah, usaha guru dalam menumbuh kembangkan budaya membaca anak masih belum maksimal kalau belum tersedianya bacaan bermutu. Buku-buku dengan bacaan yang mendidik perlu disediakan di perpustakaan sekolah. Hal tersebut, agar anak-anak bisa terlibat langsung kegiatan membaca dalam semua proses belajar yang didasarkan pada kemampuan membaca secara baik dan benar.

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan budaya membaca anak. Upaya pertama, yaitu orangtua bisa menyediakan buku bacaan anak di rumah. Upaya kedua, yaitu perlunya pengawasan ketat dari orangtua terkait pemanfaatan gawai oleh anak terutama untuk akses aplikasi edukasi maupun media social denggan konten bermutu. Upaya ketiga, yaitu perpustakaan sekolah harus berfungsi dengan baik dan menyediakan buku bacaan yang lengkap. Selain itu, di kelas juga bisa disediakan pojok baca atau pojok literasi yang menarik. Jadi, tersedianya perpustakaan atau pojok baca yang menarik itu sangat mempengaruhi minat membaca anak. Orangtua dan guru sangat berperan penting dalam meningkatkan minat membaca anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun