Mohon tunggu...
Umi Alfiatul Arfik
Umi Alfiatul Arfik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kediri

Mahasiswa Ekonomi Syariah semester 3 IAIN Kediri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dalam Doa, Takdir dalam Sujud

25 November 2024   04:44 Diperbarui: 25 November 2024   05:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya Allah, jika dia bukan untukku, maka berikanlah aku kekuatan untuk merelakannya. Aku percaya, Engkau selalu memberikan yang terbaik."

Afi berusaha tegar. Ia meyakini bahwa cinta sejati adalah mencintai tanpa berharap memiliki, hanya menginginkan yang terbaik untuk orang yang dicintai.

Meski rasa itu tetap ada, Afi tidak pernah berhenti mendoakan Zuh. Ia memohon kepada Allah agar Zuh selalu dalam lindungan-Nya, diberikan kebahagiaan, dan dijauhkan dari segala keburukan.

Sementara itu, proses taaruf Zuh ternyata tidak berjalan lancar. Perbedaan visi dan nilai-nilai antara dirinya dan calon pasangan membuat mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan. Zuh tidak pernah membahas hal ini kepada siapa pun, tetapi ia merasa lega karena yakin keputusan itu adalah yang terbaik.

Di sisi lain, Afi tidak pernah tahu tentang kegagalan taaruf itu. Ia tetap menjalani hari-harinya seperti biasa, meski diam-diam masih memendam perasaan yang ia titipkan kepada Allah.

Beberapa bulan kemudian, Afi mengikuti acara pelatihan dakwah yang diadakan oleh kampus. Di sanalah ia kembali bertemu dengan Zuh. Kebetulan mereka berada dalam satu kelompok diskusi.

Zuh memperhatikan bagaimana Afi menyampaikan pendapatnya dengan tenang dan cerdas. Ia mulai melihat sisi lain dari Afi---kesederhanaan, ketulusan, dan kedewasaan yang memancar dari dirinya.

Setelah acara selesai, Zuh mendekati Afi.
 "Assalamu'alaikum, Afi. Bagaimana menurutmu tentang diskusi tadi?" tanyanya ramah.
 "Wa'alaikumussalam. Alhamdulillah, sangat bermanfaat. Banyak pelajaran baru yang saya dapatkan," jawab Afi dengan senyum lembut.

Percakapan itu singkat, tetapi cukup membuat Zuh mulai memikirkan Afi.

Semakin mengenal Afi, Zuh merasa bahwa ia menemukan sosok yang selama ini ia cari. Ia memutuskan untuk mendekati Afi melalui cara yang benar dengan menghubungi keluarga Afi dan menyampaikan niat baiknya.

Ketika orang tua Afi memberitahu tentang hal ini, Afi tidak bisa menahan air matanya. Ia tidak menyangka bahwa lelaki yang selama ini hanya bisa ia doakan akhirnya datang untuk melamarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun