Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Wiraswasta yang suka membaca dan menulis fiksi sesekali saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Valentine di Kompasiana) Sebelum Janur Melengkung

25 Februari 2017   12:17 Diperbarui: 25 Februari 2017   20:01 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari ibuku mendadak datang menjengukku. Kejutan yang membuatku benar-benar terkejut. Bagaimana tidak. Aku masih di Kampus dan ibu sukses menggeledah kamarku. Membaca buku harianku, membaca surat-surat Mas Sandhi yang kuterima setiap minggu. Bukan salah ibu kos kalau memberikan kunci duplikat kamarku. 

Bencana kedua ini lebih dahsyat. Ibuku langsung berkirim surat kepada Mas Sandhi. Singkat saja, "Tidak kuinginkan anakku pacaran denganmu atau dengan siapapun sebelum dia sarjana dan bekerja! "

Benar-benar mala petaka bagi kami. Setelahnya aku seperti orang linglung. Kalau bukan karena akan menyusun skripsi, rasanya aku pinggin bunuh diri. 

Untungnya pikiranku masih waras. Aku malu kalau sampai di DO. Justru timbulnya aku harus berniat menyesuaikan kuliah secepat-cepatnya, agar aku bebas menentukan hidupku selanjutnya. Itu janji ibuku. Kalau aku sudah lulus dan beketja, ibu memberiku kebebasan menentukan pilihanku. Tidak akan ikut campur. Nah, sepadan bukan?  Dan wajib kuperjuangkan. 

 

 

 

Masa lalu kujadikan hanya sebagai jalan yang pernah kulewati. Ingatan tentangnya cumalah serupa kenangan yang sesekali timbul tenggelam. 

Dan aku tak mau ada masalah yang masih mengganjal menjelang keputusanku melanjutkan hubungan lebih terarah dengan Hanny. Harus kutuntaskan terlebih dahulu. 

" Kau tak perlu minta ijinku, Hubungan kita susah berakhir sejak kepergianku dulu. Lebih tepatnya, aku sudah selesai denganmu. "

Kusadari kemudian, bahwa cinta harus menerima, dengan penerimaan yang tulus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun