Serupa rayap-rayap di bawah lemari.Â
Dan tikus-tikus menggerogoti.Â
Sekuat apapun kayu jati.Â
Pada saatnya akan roboh jua suatu hari.Â
Seperti itulah recehan pungli.Â
Beratus dan beribu -ribu di laci pelosok negeri.
Demi ini dan itu, tetaplah tak bisa ditoleransi.Â
Bibit -bibit korupsi perusak tatanan ekonomi.Â
Â
Recehan deni recehan menjadi trilyunan.Â
Dari hari minggu dan bulan.Â
Dari sesiapa dipungut tak dipedulikan.Â
Bahkan tak peduli bahwa itu diharamkan.Â
Â
Anehnya, ketika petinggi negeri bertindak.Â
Ada saja komentar miring menghentak.Â
Sudut pandang berbeda atas nama kepentingan.Â
Yang benar disalahkan yang salah dibenarkan.Â
Â
Wahai, kawan dan saudara anak negeri.Â
Mari dukung gerakan anti pungli.Â
Setidaknya, mulai dari diri sendiri.Â
Membangun ekonomi lebih baik lagi.Â
Â
Salam.Â
***Â
Oktober 172016.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H