Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Wiraswasta yang suka membaca dan menulis fiksi sesekali saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Liontin Untuk Julia (2)

12 September 2016   17:25 Diperbarui: 12 September 2016   17:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku tak berani berandai-andai. Katakan saja apapun itu. Aku siap mendengarnya. Hal terburuk sekalipun,"Pras menyandarkan punggungnya. Menyalakan sebatang rokoknya dan dihisap  dalam. Mengembuskan asapnya membentuk bulatan. 

"Aku mau ke Bali, Pram, meriset untuk setting novelku.Kebetulan juga, besok menghadiri undangan temanku yang membuka galeri seni di Ubud. Tapi yang terpenting bagiku adalah bertemu denganmu dulu. Sesuai janjiku, " 

Julinar mengatur nafas sejenak. Membasahi tenggorokannya dengan minuman dingin yang dipesannya. Sampai ketegangan perasaannya pelan menurun. 

Pram masih diam. Menunggu dengan perasaan yang kalah tegangnya. Menduga-duga kelanjutan bicara Julinar. Firasatnya menangkap gelagat yang kurang menggembirakan. 

"Pram, jangan membebani pikiranmu dengan rasa bersalah. Aku sudah memaafkanmu. Sungguh kupahami dan kumengerti posisimu kala itu. Jadi, kumohon. Lepaskan aku, Pram, " tajam tatapan Julinar menghujam hingga menusuk ulu hati Pram. 

Julinar menatap Pram dengan ketegasan yang tak mudah diruntuhkan. Ketegasan yang menyedot sebagian besar kekuatan dalam dirinya. 

Sesaat mata lelaki itu menyala gugup melihat Julinar. Dalam hatinya, ia menyesali keputusannya menikahi Nirma. Tapi bagaimana mungkin ia  sanggup menentang ibunya. Bagaimana ia akan tega mengabaikan Nirma? Perempuan yang sudah yatim piatu sedari kecil. Sebatang kara.Kehilangan kedua orang tuanya ketika tsunami melanda. 

Nirma perempuan yang cerdas dan sederhana.Setelah melalui hari-hari pernikahan, Nirma membuktikan diri sebagai istri dan menantu yang baik serta solihah. 

"Baiklah, Din. Akupun sepenuhnya mengerti.Tak selayaknya aku menurutkan egoku.Dan karena aku menyintaimu. Yang kuinginkan hanya kebahagiannmu.," bergetar suara Pras, mencoba menguatkan hatinya. Bukan hal yang mudah untuk melupakan Julinar. Sekian lama terpisah pun cintanya tetap utuh. 

Pun bagi Julinar.Bukan persoalan gampang untuk menghapus begitu saja, Pram dari hatinya. Tetapi empatinya kepada Nirma lebih mendalam. Tak hendak Julinar menaburkan luka. 

"Trimakasih, aku sangat menghargainya,Pram, " dihelanya nafas perlahan, meluapkan kelegaan hatinya. Seakan hal  berat yang membebani pikirannya telah terlepas bebas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun