Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Wiraswasta yang suka membaca dan menulis fiksi sesekali saja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Asa yang Tersisa ( 28 )

1 Mei 2016   11:00 Diperbarui: 1 Mei 2016   11:11 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu ingin membawa oleh-oleh apa buat adikmu disana, ataau. . . mau ibuk buatkan kue -kue? "

"Aah. . . jangan, buk, ga usah, nanti kubelikan buah -buahan aja di Probolinggo. Sepertinya sedang musim anggur. Anak kecil kurang suka makan kue " ?alasanku. Tak pernah kuceritakan  bahwa kue buatan ibuk dulu, dicurigai ibu Mus ada santetnya. 

"Yo wes, terserah kamu. eh. . . Yow, ibu Mus pernah datang ke asrama bersama bapakmu? kan dekat Surabaya -Malang! " pertanyaan ibuk kok menjurus terus, ke hal yang ingin kusimpan sendiri, duh! 

"Pernah sekali " sebelum ibuk banyak bertanya macem-macem,  aku.segera.keluar saja dari kamarnya.

"Yowa ga jadi tidur di sini ah, buk, Wulan sendirian" kututup pintunya, menuju kamarku sendiri. Kuhela nafas dalam -dalam, hufh. . . lega rasanya. 

***

Mungkin alasan ibu melarangku pacaran sebelum jadi mahasiswa, maksudnya agar pikiranku fokus untuk belajar. Atau mungkin, aku belum cukup dewasa memutuskan satu masalah dengan benar. 

Buktinya, sekarang aku sedang bingung tentang hubunganku dengan mas Kin, padahal ulangan umum sudah tinggal menghitung hari. Yang kupikirkan malah soal cinta. 

Malam itu, mas Kin mengatakan tentang rencananya. Setelah aku terima raport kenaikan dan libur. Ibunya akan datang ke rumah untuk melamarku. 

Seharusnya aku merasa senang. Mas Kin menunjukkan kesungguhannya, aku pun sudah mengenal sejak kecil. Tak ada keraguanku untuk menyandarkan hidupku padanya. "Aku sangat menyayangimu, dan aku akan selalu menjaga dan memelindungimu dengan segenap cintaku, Yow " berulang kali mas Kin mengatakan itu. Saat bertemu maupun dalam suratnya. 

Tapi aku masih mau kuliah, dan itu bukan satu dua tahun. Meskipun mas Kin mengatakan, akan menunggu sampai aku siap. Rasanya kok gak enak ya. . . menyuruh orang menunggu kita. Kita yang ditunggu juga merasa gak enak. Iya kalau menunggu orang makan, lah ini menunggu orang kuliah sekian tahun. Aduuh. . beneran rumit dan ruwet ternyata menjalin hubungan cinta itu. Kalau sedang terbentur masalah begini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun