Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Wiraswasta yang suka membaca dan menulis fiksi sesekali saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Asa yang Tersisa" (26)

22 April 2016   21:33 Diperbarui: 22 April 2016   22:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi kalau pas tanggapan itu penari gandrungnya dapat saweran , Wul! " Lekku menbahi ceritaku. 

"Maksudnya, saweran itu bagaimana Om? " Wulan semakin ingin tahu, beralih bertanya ke Lekku. 

" Misalnya begini, salah satu penonton pria naik ke atas pentas, menari bersama gandrung itu, trus kalau sudah habis satu lagu, dia memberikan uang. hehehe...kadang uang itu diselipkan di balik dada penari itu " kata Lekku menjelaskan. 

"Ooh begitu ya" berhenti sejenak, lalu Wulan melanjutkan. "Banyu itu air dan wangi itu harum, kenapa nama kota ini artinya air harum, Om ?"

"Waaah. . kalau itu panjang ceritanya, nanti di rumah saja ya, tuh. . . lihat, gandrungnya sudah turun, kita pulang ya. ..ayo Yow " dikawal Lekku, kami berempat beringsut keluar dari area hiburan untuk mencari angkot pulang.Hari tlah mendekati senja, kala itu. 

Bersambung. 

 

sumber gambar : Website Pemkat Banyuwangi

Manado 23  April 2016. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun