[caption caption="Resensi novel "][/caption]
Judul    :  Pesantren Impian.Â
Penulis  :  Asma Nadia.Â
Penerbit : Â Asma Nadia Publishing.Â
Tebal    :  300 halaman.Â
Â
Pesantren Impian sebenarnya novel lama Asma Nadia, tapi baru sekarang di filmkan dan akan diputar serentak di bioskop seluruh tanah air tgl. 3 maret bulan depan. Mungkin saja teman -teman ada yang belum membaca, iseng saya meresensi PI.
Â
Pesantren Impian didirikan oleh Teungku Budiman sebagai penebusan dosa masa lalu yang hitam nan kelam. Terletak di sebuah pulau terpencil, yang bahkan tak tercantum di peta Aceh.Â
Menyelenggarakan pendidikan gratis setara SD hingga SMA bagi warga sekitar.Â
Dalam pelaksananya, PI juga merupakan tempat rehabilitasi bagi pemuda dan pemudi yang bermasalah. Mereka diundang secara misterius untuk menetap selama satu tahun. Untuk belajar lebih mendalam tentang agama .Mereka juga datang dengan membawa masalah dari latar belakang yang berbeda.Â
Ada si gadis, yatim piatu yang bekerja apa saja untuk menampung dan membiayai hidup teman - teman yang senasib. Hingga suatu hari tanpa sengaja, untuk mempertahankan kehormatannya, telah mengakibatkan seseorang meninggal dunia.Â
Si gadis sedang diburu dan dicari - cari polisi sebagai pembunuh. Menerima undangan ke PI mungkin merupakan jalan untuk menghindar.
Rini, korban pemerkosaan yang hamil dan gagal bunuh diri, padahal kuliahnya sudah di semester akhir. Demi nama baik keluarga, orangtuanya menerima undangan PI untuk Rini menetap di sana.Â
Eni, polwan yang menyamar, kasus pembunuhan yang sedang diselidiki, di duga pelakunya adalah salah satu dari 15 pemuda dan pemudi yang saat itu datang sebagai undangan untuk merehabilitasi diri.Â
Ditengah -tengah penyelidikannya, bahkan satu titik terang pun belum diperoleh, Â justru telah terjadi lagi pembunuhan secara aneh dan misterius.Â
Situasi di PI menjadi sangat mencekam, menakutkan dan menegangkan. Semua penghuni menyimpan tanya, menduga -duga, saling curiga, berteka -teki dalam pikiran semasing.Â
Siapa si gadis?Â
Siapa pemerkosa Rini?Â
Dan siapa Umar? Pengacara hebat yang mendampingi Teungku Budiman sebagai penyandang dana Pesantren Impian.Â
Anda penasaran?Â
Sila baca Novelnya dan tonton filmnya.Â
Â
Kelebihan novel ini :
Disampaikan dengan bahasa yang sederhana, tidak njlimet sehingga mudah dipahami pembaca.Â
Sangat mengasyikkan, membuka lembar demi lembar dengan rasa penuh penasaran. Sang penulis sangat rapi menyimpan identitas tokohnya hingga di lembar terakhir.Â
Kekurangannya :Â
Adegan kekerasannya kurang seru. Sebagai novel misteri bergenre detektif, mungkin akan lebih seru jika ada duel antara Eni sang polwan dengan para mafia narkoba yang menyusup ke dalam PI.Â
Pesan moralnya :Â
Bahwa harta, uang, bukanlah sumber utama kebahagiaan. Bahkan bila diperoleh dengan cara yang salah, justru akan mencelakakan diri dan keluarga.Â
Yang kedua, sehitam dan Sekelam apapun masa lalu kita, Tuhan akan selalu membuka pintu taubat. Dan hidayah itu harus dijemput. Kepada-Nya tempat orang-orang beriman untuk kembali.Â
InsyaAllah.Â
Assalamualaikum.Â
Manado 13 02 2016.Â