Saat hati jujur...
kebenaran dari bibir meluncur
khilaf sejenak...
saat berikutnya terhenyak
dibentak dihentak-hentak..
walau jiwa berontak
namun raga tak berpihak
melawan tambah tersungkur..
pasrah pun dilungsur
kembali ke kampung halaman
akibat pahit pengalaman
terusir dari rumah sendiri
hilang semua percaya diri
tersisa hanya harga diri
mencegah untuk kembali
karena kedamaian tak mungkin dibeli
hanya dengan kata kembalilah
yang terucap dengan mata setajam bilah
Jadi rebutan politisi sesaat
serasa mereka jadi malaikat
lantaran membela sang penjujur
apa lacur besoknya tergusur
begitu ada yg terpancung
banting stirlah langsung
kembali sang penjujur
terpinggirkan...tersungkur..
lalu hancur...
Wahai sang penjujur..
tugasmu sudah tunai
bukan di sini tempat menuai
dimanapun akan ditemui badai
tak perlu berandai-andai..
jangan gugur..
tetaplah jujur..
suatu saat nanti pasti mujur
di firdaus nanti pasti bersyukur...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H