Mohon tunggu...
irmaha ma
irmaha ma Mohon Tunggu... -

saat ingat Sang Khalik, merasa sepi dalam keramaian, merasa ramai dalam kesepian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ode Bagi Sang Penjujur

28 Juni 2011   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat hati jujur...

kebenaran dari bibir meluncur

khilaf sejenak...

saat berikutnya terhenyak

dibentak dihentak-hentak..

walau jiwa berontak

namun raga tak berpihak

melawan tambah tersungkur..

pasrah pun dilungsur

kembali ke kampung halaman

akibat pahit pengalaman

terusir dari rumah sendiri

hilang semua percaya diri

tersisa hanya harga diri

mencegah untuk kembali

karena kedamaian tak mungkin dibeli

hanya dengan kata kembalilah

yang terucap dengan mata setajam bilah

Jadi rebutan politisi sesaat

serasa mereka jadi malaikat

lantaran membela sang penjujur

apa lacur besoknya tergusur

begitu ada yg terpancung

banting stirlah langsung

kembali sang penjujur

terpinggirkan...tersungkur..

lalu hancur...

Wahai sang penjujur..

tugasmu sudah tunai

bukan di sini tempat menuai

dimanapun akan ditemui badai

tak perlu berandai-andai..

jangan gugur..

tetaplah jujur..

suatu saat nanti pasti mujur

di firdaus nanti pasti bersyukur...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun