Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Membahas Keuangan Pribadi dan Keluarga dalam Sudut Pandang Wanita

6 Februari 2023   15:18 Diperbarui: 8 Februari 2023   08:17 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita sedang mengatur uang (Karolina Grabowska/Pexels.com)

Wanita dan uang, well rupa-rupanya dua hal ini seolah–olah tidak bisa terlepas ya dari stereotip masyarakat kita. 

Apalagi saat kita sebagai wanita sudah menikah dan berumah tangga, pasti ada saja hal-hal yang membuat kita semua resah dan salah satu yang paling besar menyumbangkan keresahan itu adalah dalam hal keuangan.

Meskipun saat menikah sudah ada perjajian yang telah disepakati bersama pasangan bahwa kita bebas memilih untuk tetap bekerja atau stay di rumah.

Namun, terkadang hidup tidak selalu pro dengan maksud dan keinginan kita, ada saja yang membuat hal-hal yang tadinya sudah kita rencanakan dengan matang eh harus berubah di tengah jalan sehingga keputusan pun harus dibuat demi kebaikan bersama.

Tidak jauh-jauh dalam hal keuangan pun juga demikian, kita sudah merencanakan jauh-jauh hari budgeting dan lain-lainnya.

Ibaratnya kita sudah bisa mengontrol diri kita sendiri, eh faktor di luar diri justru biasanya yang menjadi tantangan, entah dari pasnagan sendiri, teman, kerabat, keluarga besar, rasanya ada saja celah-celah yang membuat skema dan rencana tabungan masa depan keluarga kecil kita kembali terusik.

Hal ini akan semakin membuat tidak nyaman saat posisi wanita bukan sebagai pencari nafkah utama atau dalam posisi bisa aktif menghasilkan uang sendiri.

Oleh karena itu, tentunya kita juga tidak bisa seratus persen membuat keputusan secara sepihak terkait pengelolaan keuangan karena harus dibicarakan bersama dengan pasangan dan mereka juga berhak tau saat sudah berkeluarga.

Hal terberat saat mengatur keuangan keluarga adalah bedanya visi dan misi serta cara pandang terhadap uang yang kerapkali menjadikan hal ini sebagai sumber konflik.

Apalagi bila sumber income hanya dari salah satu pihak saja karena akan sangat sulit bagi pihak yang tidak menghasilkan untuk bisa mempunyai keleluasaan dalam mengatur dan memutuskan in out cashflow. 

Hal ini hanya bisa dilakukan dengan komunikasi dan kompromi antar kedua belah pihak, pihak yang menghasilkan income tidak boleh serta merta merasa berkuasa dan bebas dalam memperlakukan uang keluarga .

Dan, begitu pula pihak yang tidak menghasilkan juga harus mendapat hak untuk berpendapat dan ikut ambil keputusan terkait keuangan keluarga supaya tujuan besar keuangan keluarga di masa depan tetap berada di jalur nya.

Kadang, buruknya komunikasi dan tidak adanya kompromi membuat salah satu pihak, terutama wanita memutuskan untuk ikut mengambil peran dalam hal earning income dengan tujuan semata-mata bukan untuk saling beradu ego, melainkan hanya ingin menyelamatkan dan memastikan keuangan keluarga benar-benar aman, terlebih lagi bila sudah ada anak di dalam keluarga.

Dalam hal keuangan, wanita selalu berpikir bagaimana menjaga keuangan keluarga aman dari ancaman, hal ini mungkin bentuk sisi primitif kita dalam hal mempertahankan harta benda untuk kelangsungan hidup keluarga dan anak turunan kita. 

Wanita akan cenderung play it safe dan kurang nyaman saat apa yang sudah dia rencanakan, apa yang sudah dia tabung dan kumpulkan dalam hal ini terkait keuangan keluarga, tiba-tiba harus diusik dan bubar di tengah jalan hanya karena fakor-faktor eksternal  yang sulit untuk dikendalikan.

Itu terutama saat posisinya bukan sebagai pemegang keutusan utama atau bahkan tidak mempunyai peran dalam menghasilkan income, tentu hal ini akan berbuntut dilema yang panjang dalam dirinya.

Semua kembali ke komunikasi dan pemahaman kepribadian antara kedua belah pihak. Pembagian tugas dan hak pengambilan keputusan yang sama harus dijalankan dengan baik, saat income stream hanya datang dari salah satu pihak maka tidak berarti pihak lain tidak punya hak.

Demikian pula saat keduanya mempunyai earning power yang sama juga tidka bisa semerta-merta sesuka hati dan merasa bebas dalam menggunakan uang karena ada tujuan-tujuan besar yang harus dipersiapkan di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun