Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berbagai Macam Tipe Bos di Tempat Kerja

21 Desember 2022   09:57 Diperbarui: 25 Desember 2022   12:00 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi atasan diktator (Pexels.com/Lukas)

Dalam dunia kerja, biasanya tidak lepas dari yang namanya hirarki kepemimpinan. Hal ini tentu saja sangat wajar karena perusahaan atau korporasi dibentuk untuk menjalankan banyak visi dan misi yang mengharuskan mereka mempunyai susunan manajemen yang mumpuni untuk mencapai goal mereka.

Berbeda dengan top level manajemen yang berisi ornag – orang yang eksklusif dan mungkin hampir tidak terjamah oleh kita–kita yang hanya sebagai kayawan atau staff biasa.

Sosok bos atau atasan di layer–layer yang lebih bawah entah itu supervisor atau manajer, keduanya lebih familiar karena mereka lah yang secara langsung men direct kita di tempat kerja.

Berbicara tentang bos atau atasan, bagi yang sudah malang melintang dan berpengalaman di dunia kerja pasti sedikit banyak mengamati bagaimana para atasan ini dalam menunjukkan karakteristik kepemimpinan dan cara mereka dalam bekerja. 

Hal ini sangat menarik untuk dikulik lebih lanjut karena setiap atasan pasti memiliki ciri khas dan gayanya masing–masing. 

Ada yang mempunyai tempat di hati para karyawannya, namun tidak jarang juga yang tidak mendapat respect dari para bawahannya. Lalu, apa saja tipikal bos atau atasan yang biasa atau mungkin akan kita jumpai di tempat kerja?

1. Si perfeksionis

ilustrasi atasan perfeksionis (Pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi atasan perfeksionis (Pexels.com/Edmond Dantès)
Memiliki atasan yang perfeksionis akan membuat kita sebagai karyawan harus bersiap-siap menunjukkan kualitas kerja yang bagus karena tipikal bos yang seperti ini tidak akan segan untuk menyuruh kita berkali–kali melakukan revisi sampai hasil pekerjaan kita sesuai yang mereka mau, bahkan untuk hal yang sifatnya remeh sekalipun. 

Mereka terbiasa dengan kesempurnaan dalam bekerja sehingga akan mendorong anak buahnya untuk mengikuti jalan yang mereka ambil. 

Yah, kalau sudah begini kita juga harus legowo dan mau tidak mau, suka tidak suka juga harus menunjukakn kualitas kerja yang bagus supaya tidak di reject berkali – kali.

2. Si selow

ilustrasi atasan si selow (Pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi atasan si selow (Pexels.com/Andrea Piacquadio)
Tipikal atasan ini biasanya orangnya santai, tidak terlalu menuntut kesempurnaan yang penting kita mengerjakan tugas kita sebagai bawahan dengan baik. 

Meskipun mereka juga tidak ragu untuk menolak atau menyuruh kita membenahi pekerjaan kita, namun hal ini sangat jarang. 

Karyawan yang mempunyai bos tipikal ini biasanya bekerja dengan santai, tidak terlalu tertekan bahkan level kedekatan dengan atasannya juga bisa dibilang bagus karena biasanya atasan tipe ini memang tidak terlalu berjarak dengan bawahannya. 

Meskipun terasa banyak enaknya, namun atasan tipe ini justru akan membuat kita terlena di zona nyaman dan cenderung tidak akan men challenge kita untuk naik tingkat dan berkembang ke level yang lebih tinggi.

3. Si tukang gedor

ilustrasi atasan si tukang gedor (Pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi atasan si tukang gedor (Pexels.com/Andrea Piacquadio)
Memilki atasan yang selalu membuat jantungan, hobi nge push dan tidak segan membuat kita harus lembur sampai malam untuk mengejar target adalah tipe yang satu ini. 

Atasan tipe ini mempunyai karakter “galak” yang kuat di mata karyawannya dan kekuatan mereka ada pada pada daya push atau daya dorong untuk membuat anak buahnya mau bekerja keras sesuai dengan tujuan dan targetnya. 

Mereka bahkan tidak segan untuk memarahi karyawannya bila hasil kerjanya dinilai buruk, istilahnya tidak ada ampun bila kita tidak bisa bekerja sesuai yang dia harapkan.

Namun, tipikal bos yang seperti ini biasanya mereka hanya menunjukkan taring saat berada dalam konteks pekerjaan saja, bila kita bertemu atau berinteraksi dengan mereka di luar kantor atau jam kerja ya mereka biasa saja. 

Mereka tidak selamanya buruk kok, terkadang mereka bersikap seperti itu untuk membuat karyawannya disiplin dan fokus pada tujuan karena mereka tidak suka orang yang lamban dalam bekerja.

4. Si baperan

ilustrasi atasan yang baperan (Pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi atasan yang baperan (Pexels.com/Christina Morillo)
Mempunyai atasan yang baperan ini bisa dikatakan susah–susah gampang, gampangnya bila kita mempunyai kemampuan negosisasi dan komunikasi yang bagus semua bisa diatasi, susahnya, sekali kita membuat kesalahan atau ada attitude maupun tindakan kita yang kurang berkenan di hatinya.

Ini bisa mempengaruhi sikap dan profesionalitasnya dalam bekerja  dan bersikap ke karyawannya karena mereka biasanya subyektif. 

Bos atau atasan tipe ini biasanya akan menandai orang–orang yang membuatnya susah atau sakit hati dan mungkin tidak akan segan untuk mengganti orang–orang tersebut karena sudah terlanjur tidak membuatnya berkenan. 

Atasan tipe seperti ini rentan menjadi target sasaran karyawan yang suka menjilat bila mereka terlalu terbawa perasaan dan tidak bisa obyektif dalam bertindak. 

Jadi, hati – hati dalam bersikap kalau mempunyai atasan tipe ini.

5. Si diktator

ilustrasi atasan diktator (Pexels.com/Lukas)
ilustrasi atasan diktator (Pexels.com/Lukas)
Berbeda dengan tipe tukang gedor yang memang dia menampilkan image sangar untuk membuat anak buahnya bisa mempunyai etos kerja yang bagus, bos tipe ini biasanya cenderung self oriented

Mereka hanya peduli dengan target pekerjaan dan kurang bisa menerima kritik dan saran dari para karyawannya. Yang dipikirkan hanya bagaimana citra dia di mata atasannya, mereka tidak terlalu peduli dengan nasib karyawannya. 

Atasan tipe ini biasanya juga berjarak dengan karyawannya dan dia sadar betul dengan posisinya. Keputusannya tidak bisa diganggu gugat dan merasa paling benar. 

Tentu tipikal seperti ini akan sangat sulit membuat bawahannya berkembang bahkan bila bawahannya mempunyai potensi yang bagus karena mereka tidak membuka peluang dan hanya akan membuat karyawannya bermental bawahan.

6. Si true leader

ilustrasi atasan true leader (Pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi atasan true leader (Pexels.com/Anna Shvets)
Kalau yang ini adalah antitesa dari tipe diktator. Atasan dengan tipe ini adalah atasan dambaan semua karyawan. Mereka bisa menempatkan diri mereka dengan baik dalam konteks pekerjaan maupun hubungan sosial dengan karyawannya. 

Mereka mungkin tidak segan membuat karyawannya bekerja keras namun juga fair dalam hal memberikan reward pada karyawan yang memang benar–benar bagus. 

Mereka goal oriented namun tidak melupakan peranannya untuk men develop bawahannya agar selalu mengupgrade kualitas dan kapasitas mereka. 

Berada di bawah kepemimpina atasan tipe ini membuat karyawan merasa nyaman dan termotivasi, tidak ada perasaan takut, tertekan maupun terancam karena atasan ini pintar membuat situasi dan lingkungan kerja menjadi produktif dan menyenangkan. 

Wah, kalau semua atasan seperti ini pasti angka resign turun drastis ya karena karyawan betah dan enjoy bekerja di bawah arahannya.

7. Si fire distinguisher

ilustrasi si fire distinguisher (Pexels.com/Yan Krukov)
ilustrasi si fire distinguisher (Pexels.com/Yan Krukov)
Atasan tipe ini adalah atasan dengan skill leadership yang bisa dibilang kurang, mengapa? karena mereka tidak bisa mendelegasikan pekerjaan dengan baik ke bawahannya. 

Mereka  kurang bisa mengarahkan orang yang ada di bawahnya dan terkadang justru disetir oleh bawahannya. 

Nah, mereka tidak bisa mendidik anak buahnya untuk mandiri dan self driven dan justru setiap ada masalah merekalah yang menjadi si pemadam api atau yang menyelesaikan masalah. 

Memang betul salah satu peranan sebagai atasan adalah bertanggung jawab dan pasang badan bila ada masalah yang menimpa timnya.

Namun bila tidak diimbangi dengan kepemimpinan yang baik terhadap karyawan, maka mereka tidak akan mendapat respect dan justru berbalik dimanfaatkan oleh karyawannya sebagai perisai dari segala masalah. 

Boleh–boleh saja kita berbaik hati kepada bawahan, mamun juga perlu melihat konteks bila memang dibutuhkan ketegasan supaya marwah kepemimpinannya tidak runtuh.

Dari beberapa tipikal bos atau atasan tersebut, mungkin dalam hati kita sudah mulai bisa menimbang mana yang paling relate dengan situasi dan kondisi kita sekarang, atau bisa jadi kita masuk salah satu kategori di atas? Hehe. 

Well, dari kacamata karyawan, tentunya kita menginginkan sosok atasan yang seorang true leader.

Perlu digaris bawahi tidak semua orang yang menjadi atasan bisa menajdi true leadaer karena untuk menjadi figur dan sosok atasan yang baik juga sangat dipengaruhi banyak faktor, selain jam terbang, kualitas dan profesionalitas, hal yang paling peting adalah kebijaksanaan karena pada dasarnya 

semua orang bisa saja menjadi bos atau atasan namun tidak semua orang bisa menjadi pemimpin 

Karena butuh kualitas khusus dan tidak semua orang mempunyai itu untuk bisa menjadi seorang pemimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun