Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Fase Tersulit Saat Menjalani Transisi dari Wanita Karir Menjadi Full Time Mom

14 Oktober 2022   05:56 Diperbarui: 14 Oktober 2022   10:45 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Pexels.com/Andrea Piacquadio

Hey, bukankah keluarga kita adalah karir nyata kita sekarang? Meskipun mungkin apa yang kita lakukan tidak mendapat notice atau applause dari orang-orang seperti halnya saat kita berprestasi dalam karir kita dulu. 

Ada atau tidaknya penghargaan, percayalah bahwa kita tetap berharga, paling tidak di mata keluarga dan orang-orang terdekat yang sayang dengan kita.

5. Hilang arah dan tujuan

Saat masih bekerja dulu kita mempunyai gambaran jelas tentang jenjang karir, kenaikan jabatan, dan segala bentuk achievement yang ingin kita raih. Sekarang? Apa yang mau diraih? Well, sekarang kita bisa menggunakan mindset yang sama namun dengan objek yang berbeda. 

Kita bisa membuat target-target pribadi untuk pengembangan diri kita maupun target-target untuk dicapai dalam kehidupan keluarga kita. Hal ini akan membuat kita tetap aktif dan tidak kehilangan arah dan tujuan dengan cara membuat keseharian kita tetap produktif.

Memang tidak mudah ya menghadapi fase transisi dari wanita karir menjadi fulltime mom, entah karena pilihan sendiri secara sadar maupun karena faktor kondisi. 

Apapun sebabnya itu tidak penting lagi sekarang, yang terpenting adalah bagaimana kita sekarang dengan sadar menerima dan mampu melewati fase adaptasi ini dengan baik. 

Setiap wanita mempunyai caranya sendiri sesuai kapasitasnya masing-masing dan itu tidak perlu diperdebatkan atau menjadi ajang kompetisi untuk pembuktian seperti yang sudah banyak terjadi. 

Women support women karena kita tidak tahu bagaimana hidup setiap orang dan bukan kewajiban kita juga untuk mengurusi hidup orang lain karena kewajiban kita adalah memberi support dan vibe yang positif, bukan malah memandang sebelah mata dan bermain di area benar salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun