Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips agar Tidak Addicted dengan Youtube

19 Juli 2022   10:51 Diperbarui: 19 Juli 2022   18:50 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Freepik

Sebagai salah satu platform sosial media yang sedang happening dan banyak diminati oleh para content creator, Youtube memang mempunyai daya tariknya tersendiri.

Berbeda dengan platform lain yang mungkin lebih dulu booming di masanya  seperti Facebook, Instagram, Twitter yang memang berfokus pada gambar dan kata-kata, Youtube hadir dengan konsep video atau gambar begerak, di mana platform ini menyediakan kapasitas penyimpanan data yang sangat besar untuk para user agar bisa mengunggah video di akun atau channel pribadi ya masing-masing.

Bila kita amati, mungkin lima sampai sepuluh tahun ke belakang, Youtube masih belum sepopuler sekarang ini, platform-nya sendiri memang sudah ada dan didirikan sejak 2005, sebelas dua belas dengan Facebook yang didirkan di tahun 2004 dan diikuti dengan munculnya  berbagai macam platform sosial media lain seperti Twitter di tahun 2006 maupun Instagram di tahun 2010.

Sepertinya memang era di awal 2000an setelah pecahnya bubble dot com adalah era dimulainya perkembangan teknologi ya, terutama sosial media yang memang sangat gencar-gencarnya dikembangkan hingga saat ini, bisa kita lihat sudah tidak terhitung lagi bukan ragam dan jenisnya, belum lagi upgrade berkala dari sisi fitur dan teknologinya dan semua platform itu mempunyai basis pengguna yang setia dan sangat banyak dari segi kuantitas.

Perjalanan perubahan Youtube

Kembali ke Youtube, dulu platform ini masih belum se massive sekarang, bila kita sempat menikmati dan mengeksplore Youtube di zaman dahulu, platform ini banyak digunakan oleh kalangan video maker yang memang mereka pure ingin mengunggah dan menunjukkan hasil karya videografi mereka.

Di Indonesia sendiri Youtube di tahun 2010 dan beberapa tahun sesudahnya masih di dominasi oleh content crator lokal dan berbasis community. Kita bisa melihat komunitas-komunitas Youtuber ini selalu update dan berkolaborasi satu sama lain dan memang ide mereka masih sangat original dan kreatif.

Berbeda dengan sekarang ini, Youtube sudah berubah tidak hanya menjadi platform untuk menampung kreatifitas tanpa batas, melainkan juga memainkan peran sebagai kapitalis besar di pasar modern dunia digital, tidak ada yang salah dari semua ini karena toh mereka juga basisnya adalah korporat, perusahaan yang berorientasi pada profit, namun perubahan yang paling terasa dari Youtube ini dan yang membuat berbeda dari sebelum-sebelumnya adalah saat para artis TV juga ikut masuk ke ranah platform ini. 

Kita tidak lagi disuguhi tayangan-tayangan atau rekomendasi video yang memang asli dan original dari creator lokal seperti dulu, melainkan dipenuhi dengan rekomendasi thumbnail kegiatan sehari-hari para artis di akun Youtube-nya masing-masing dan sekali lagi tidak ada yang salah karena toh pasarnya juga ada dan banyak pula peminatnya di kalangan masyarakat kita, rasa penasaran dengan kehidupan public figure dan orang lain memang benar-benar addictive ya dan akan selalu ada orang-orang yang suka dan menontonnya.

Mengapa Youtube membuat addictive

Otak dan indera manusia memang dirancang akan lebih tertarik kepada hal-hal yang bersifat visual seperti gambar apalagi gambar yang bergerak atau video seperti yang disajikan oleh Youtube. Kita cenderung lebih suka menonton karena terlihat lebih nyata dan langsung disuguhkan di depan mata daripada harus berimajinasi dan menerjemakan lewat kata-kata. 

Inilah yang membuat Youtube lebih unggul dibandingkan platform yang lain, penyampaian informasi melalui kombinasi  suara, visual  dan gerakan akan lebih mudah masuk dan dipahami sehingga bagi orang-orang yang kurang suka membaca tentu akan dengan senang hati beralih ke platform ini untuk menyerap informasi yang dibutuhkan. 

Sayangnya, kelebihan itu juga mempunyai kelemahan bila kita tidak waspada dalam ber-Youtube-ria, yang ada justru kita akan lebih banyak melenceng dari tujuan awal dan berakhir terjebak menonton video-video random yang muncul di beranda kita dan itu tidak hanya satu dua kali saja, bahkan bisa sampai berjam-jam kita terseret arus konten karena berawal dari iseng dan hanya sekedar ingin refreshing saja.

Inlah yang membuat Youtube begitu addictive, selesai menonton satu video, kita akan tertarik menonton rekomendasi video yang lain, begitu seterusnya seperti siklus yang tidak ada habisnya.

Cara agar tidak kecanduan nonton Youtube

Di sini kita sudah paham mengapa Youtube begitu menarik bahkan bisa membuat addictive, tidak lain karena platform ini berhasil membuat ramuan yang menggabungkan teknologi dengan psikologi perilaku manusia sehingga boom, banyak dari kita yang terjebak di dalamnya. lantas bagaimana caranya supaya kita bijak dalam menggunakan Youtube?

Tentukan tujuan awal

Sebelum memulai melakukan kegiatan apapun kita selalu disarankan untuk memulai dengan niat, sama halnya saat membuka Youtube, kita harus sadar dan tahu apa konten atau informasi yang mau kita cari dan tonton di platform ini, dengan mempunyai tujuan yang jelas di awal maka kita akan mampu untuk fokus dan terhindar dari scroll-scroll thumbnail tidak di jelas di beranda.

Batasi waktu menonton

Menentukan berapa jumlah tayangan atau konten serta berapa lama waktu yang akan kita sisihkan untuk menonton juga sangat penting untuk tetap menjaga aktifitas kita tetap on track.

Segera akhiri sesi bila tujuan sudah terpenuhi

Nah ini yang biasanya paling susah, setelah kita selesai dan mendapatkan apa yang kita cari di Youtube biasanya akan ada tendensi untuk meluangkan waktu sejenak dengan menonton konten-konten random dengan dalih bahwa yang utama sesuai tujuan awal sudah terpenuhi, jadi tidak ada salahnya untuk rebahan dan nonton konten-konten random untuk sekedar hiburan.

Well, kalau secara tidak sadar kita lakukan ini terus menerus maka kita akan menghabiskan banyak waktu dan kuota untuk hal yang bukan prioritas dan tentu akan membuang waktu produktif kita.

Bedakan antara keperluan  dan hiburan

Menyambung poin sebelumnya, kita juga harus bisa membedakan saat menggunakan Youtube kita menggunakannya dalam rangka apa ? Untuk suatu keperluan atau memang hanya sekedar melepas penat mencari hiburan? Karena terkadang kita masih suka tumpang tindih, yang awalnya memang ada keprluan berakhir menjadi hiburan sehingga tujuan awalnya terbengkalai.

Batasi dan tingkatkan kontrol diri

Ini adalah poin utama dalam bijak bersosial media, yakni tahu batas dan mempunyai kontrol diri yang kuat. Jangan sampai power dari sosial media justru mengendalikan hidup kita, kitalah yang harus bisa mengendalikan mereka.

*

Memang tidak mudah untuk melakukan semua saran di atas ya, saya pribadi juga menyadari bahwa kita tidak mungkin melepaskan diri sama sekali dari Youtube maupun sosial media lain karena selain kekurangannya juga banyak kelebihan-kelebihan yang tidak kalah penting dan sangat membantu di era serba teknologi sekarang ini.

Kita sebagai manusia memang terkadang lupa bahwa mereka hanya media, sarana dan alat, kitalah yang sebenarnya mempunyai power, power untuk menggunakan atau tidak, power untuk menjadikannya manfaat atau justru bencana dan itu semua sekali lagi benar-benar tergantung dari kendali diri kita masing-masing.

Semoga kita semua selalu aware dalam beraktivitas di dunia maya ya dengan tidak melupakan dan meninggalkan aktivitas dan produktivitas kita di dunia nyata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun