Pada zaman dulu para guru sangat menerapkan yang namanya maju ke depan untuk menyelesaikan soal setelah sang guru selesai memberikan penjelasan terkait mata pelajaran yang diajarkan.Â
Biasanya para guru akan menulis di papan beberapa subjek atau tema pelajaran dan secara satu arah atau monolog mulai berbicara panjang lebar untuk menjelaskan ke murid-murid dan para murid diharapkan untuk duduk tenang dan rapi serta mendengarkan dan tidak boleh berisik saat guru menerangkan.Â
Setelah selesai sang guru akan membuka sesi tanya jawab apabila dari penjelasan yang sudah dipaparkan panjang lebar tadi, ternyata belum berhasil membuat murid-murid paham.Â
Selanjutnya meskipun tidak selalu, sang guru akan membuat soal-soal latihan di papan tulis dan mulai membuka volunteer siapa yang bisa mengerjakan soal.
Dan apesnya, bila tidak ada seorang murid pun yang mau berkenan untuk maju maka sang guru akan menunjuk murid untuk maju dan sang murid tidak boleh menolak atau berkelit, bisa dibayangkan betapa tegangnya ya murid-murid di masa itu.
Dari sekilas gambaran kegiatan belajar mengajar itu, ada terbersit memori-memori masa kecil saat masih duduk di bangku sekolah dasar.
Saya pribadi juga mengalami adegan kegiatan belajar seperti di atas dan sayangnya apa yang menjadi pengalaman di masa lalu itu tidak terlalu menyenangkan.Â
Saya masih ingat betul saat itu saya kelas 5, saat sang guru selesai memberikan tutornya untuk mata pelajaran biologi beliau membuka sesi tanya jawab.
Sebagai seorang anak yang polos dan benar-benar tidak paham saya pun mengacungkan tangan untuk memberi kode bahwa saya ingin bertanya.
Setelah saya mengutarakan maksud dan ketidakpahaman saya, sungguh yang saya terima bagai disambar petir di siang bolong.Â