Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengembalikan Kondisi Skin Barrier yang Rusak

20 April 2022   12:27 Diperbarui: 22 April 2022   05:08 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masalah kulit kering pada wajah (Sumber: chris_tina via lifestyle.kompas.com)

Akhir-akhir ini tidak jarang istilah "skin barrier" selalu didengungkan oleh para beauty influencer dan enthusiast dalam setiap penjelasan di konten-kontennya. 

Mungkin masih banyak yang belum tahu apa itu skin barrier dan bagaimana peranannya dalam menjaga kulit wajah kita. 

Skin barrier sendiri adalah lapisan pelindung paling luar dari kulit wajah kita yang menjaga kulit dari kuman, kotoran, virus dan hal-hal yang berasal dari luar tubuh yang mencoba masuk untuk menembus kulit kita. 

Dilihat dari betapa pentingnya peran skin barrier tersebut, maka tidak bisa dipungkiri bahwa kerusakannya juga tentu akan memberikan dampak yang luar biasa pada kulit kita.

Pengalaman saya untuk concern dengan masalah skin barrier ini dipicu dari iritasi kulit yang pernah saya alami. 

Beberapa saat lalu saya memutuskan untuk beralih dari menggunakan physical ke chemical eksfoliasi.

Physical eksfoliasi sendiri adalah metode eksfoliasi dengan menggunakan scrub wajah, jadi proses pengelupasan sel kulit matinya dilakukan secara fisik dengan mengusapkan butiran scrub dari produk ke wajah kita dengan gerakan memutar dan memijat di seluruh kulit wajah, sedangkan chemical eksfoliasi adalah proses pengelupasan sel kulit mati dengan menggunakan zat asam atau acid secara kimiawi.

Jadi, kita tidak melakukan scrubbing ke wajah melainkan hanya mengaplikasikan produk yang mengandung bahan atau senyawa exfoliant ke wajah kita, produknya ini bermacam-macam mulai dari toner maupun serum layaknya kita melakukan ritual skincare pada umumnya.

Dari berbagai sumber yang saya baca, penggunaan chemical exfoliant ternyata jauh lebih efektif daripada physical exfoliant karena proses pengelupasannya lebih optimal dan tidak harsh, 

Karena seperti yang kita ketahui, scrubbing pada wajah juga dapat memicu terjadinya iritasi pada kulit wajah bila dilakukan berlebihan dan dari segi keampuhan juga dirasa kurang karena hanya mengatasi masalah kulit mati di permukaan saja.

Berbeda dengan chemical exfoliant yang bekerja tidak hanya di permukaan kulit saja, namun juga ke lapisan kulit lebih dalam hingga ke pori-pori. Dari sisi pertimbangan tersebut lah, saya memutuskan untuk mengganti metode eksfoliasi saya.

Awal mula kulit iritasi

Kesalahan yang membuat kulit saya iritasi saat melakukan chemical eksfoliasi adalah saya tidak melakukannya dengan gentle, yang mana saya langsung menggunakan kedua jenis skincare yang sama-sama mengandung bahan exfoliant secara bersamaan. 

Setelah mencuci muka, saya menggunakan exfoliating toner dilanjutkan dengan exfoliating serum dengan kadar asam tiga kali lipat lebih tinggi dari tonernya dan tidak diakhiri dengan mengaplikasikan pelembab sebagai penutup.

Kombinasi itulah yang menyebabkan kulit saya keesokan harinya breakout parah, jerawat malah bermunculan, perih dan kulit kemerahan bahkan di area yang jarang atau tidak pernah ditumbuhi jerawat.

Ilustrasi skin barier kulit (Freepik)
Ilustrasi skin barier kulit (Freepik)

Kondisi kulit yang iritasi ini berlangsung kurang lebih hampir seminggu yang menyebabkan berbagai efek domino di mana skincare lainnya yang biasa saya gunakan tidak memberikan efek apa-apa dan berbalik menjadikan kondisi kulit wajah saya memburuk, yang tadinya kulit saya fine-fine saja dengan fragrance maupun kandungan essential oil pada skincare.

Sekarang menjadi sangat sensitif dan memicu kemerahan lagi, benar-benar serba salah jadinya, dirawat salah tidak dirawat makin bermasalah. Akhirnya saya mencari-cari informasi tentang iritasi kulit dan sampailah pada pembahasan mengenai skin barrier ini.

Kondisi kulit yang tidak sehat dan iritasi, berjerawat hingga kemerahan dan berlangsung dalam waktu yang lama bisa jadi juga merupakan pertanda skin barrier kita sedang rusak. 

Skin barrier yang rusak akan menyebabkan produk-produk skincare yang kita gunakan tidak akan bekerja dengan maksimal karena terganggu penyerapannya oleh kerusakan permukaan barrier kulit kita sehingga saat kulit kita bermasalah, jangan langsung mengatasi masalah kulit pada gejala yang ditampakkan seperti jerawat atau kemerahannya.

Namun coba teliti kembali jangan-jangan memang skin barrier kita yang sedang bermasalah sehingga penanganan pertama adalah mengembalikan terlebih dahulu kondisi skin barrier seperti semula.

Merawat skin barrier yang rusak

Setelah mengetahui bahwa ada kemungkinan memang skin barrier saya rusak, saya mulai concern pada perawatan untuk menormalkan kembali kondisi barrier kulit, salah satunya adalah dengan kembali pada basic skincare dan yang lebih penting adalah menambahkan ingredients yang memang terbukti membantu memulihkan skin barrier yang rusak.

Salah satu bahan yang ampuh untuk mengembalikan kondisi skin barrier dan menjaganya tetap sehat adalah ceramide. 

Setelah mengetahui dan googling lebih lanjut tentang ceramide ini, saya mulai memasukkan ingredient ini ke dalam rutinitas skincare saya. 

Saya tidak mengganti semua skincare produk saya, saya hanya mengganti pelembab saya yang biasa saya gunakan dengan pelembab yang komposisinya mengandung ceramide. 

Sebetulnya tidak hanya pelembab saja, ada banyak produk mulai dari facial wash , toner maupun serum yang mengandung ceramide, namun saya memilih pelembab karena tujuan saya untuk melembapkan dan kulit yang sedang iritasi dan bermasalah memang yang harus diutamakan adalah menjaga kadar hidrasi atau kelembapannya supaya seimbang.

Setelah rutin menggunakan basic skincare dan ditutup dengan pelembab yang mengandung ceramide ini, kondisi kulit saya berangsur membaik.

Pada awalnya memang jerawat masih muncul satu dua, namun setelah beberapa hari pemakaian yang paling terlihat adalah kemerahan pada kulit sudah sangat berkurang, hingga kurang lebih dua mingguan kondisi kulit saya benar-benar sudah kembali ke kondisi semula. 

Setelah kondisi pasca iritasi kulit membaik, saya tetap melanjutkan menggunakan pelembab dengan kandungan ceramide ini seperti biasa dengan tujuan untuk maintaining atau menjaga kekuatan dan kesehatan skin barrier saya agar tetap sehat dan tidak rentan terkena iritasi lagi.

Itulah sedikit sharing saya mengenai pemulihan skin barrier pasca iritasi, kuncinya adalah saat kulit kita iritasi atau bermasalah, kembalilah ke basic skincare, hentikan terlebih dahulu pemakaian skincare tambahan seperti essence, serum, sheet mask dan fokus saja pada face wash, toner, pelembab dan juga sunscreen.

Jangan lupa juga memasukkan ceramide dalam ritual basic skincare harian. Kulit wajah kita hanya butuh support agar terhidrasi dengan baik dengan memberikan bahan atau kandungan yang tepat dan mereka akan melakukan repair dengan sendiri nya seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun