Tanda pertama yang menjadi indikasi saya adalah saat anak mulai mengenali atau mempunyai pola dan jadwal buang air kecilnya sendiri, saya mengamati anak saya akan buang air kecil setiap bangun tidur dan akan mandi pagi, siang hari, sore, dan malam hari.
Mungkin tidak setiap hari terjadi di jam-jam yang sama ya, namun secara garis besar kita harus sudah tahu dulu polanya sehingga pada waktu-waktu tersebut kita bisa mengajak anak ke toilet untuk memintanya buang air kecil.Â
Bila dirasa waktu atau timing si anak dalam buang air kecil juga masih random, kita bisa mulai mengamati kapan terakhir dia minum, nah mungkin dua atau tiga jam setelahnya kita bisa melatih anak untuk buang air kecil di toilet.
Mulai melepas popok secara bertahap. Toilet training tidak akan berjalan lancar bila anak kita masih memakai popok selama 24 jam, mengapa? Karena dia akan merasakan sensasi yang sama saja antara pipis dan tidak sehingga kita perlu mengurangi frekuensi pemakaian popok secara bertahap.Â
Mungkin di awa-awal dia akan mengompol dan it's okay, memang begitu prosesnya, tujuan kita adalah memang supaya anak mengalami pengalaman mengompol sehingga dia akan tahu bahwa saat tidak memakai popok dan dia buang air kecil di celana, maka celananya akan basah sehingga dia merasa tidak nyaman, nah di sini kita bisa masuk untuk memberikan arahan pada anak melalui pengalamn yang dialaminya ini.Â
Kita bisa mulai melepas popok saat pagi sampai sore hari, di saat anak sudah bangun dan aktif bergerak, di malam hari, bolehlah kita masih memakaikan dia popok karena saat tidur malam, anak masih akan sulit untuk mengontrol keinginan buang air kecilnya, dan memang untuk treatment malam hari ini adalah next step setelah anak sudah terbiasa dan bisa buang air kecil di toilet dan tidak mengompol lagi di siang hari.
Butuh pengulangan. Namanya mangajarkan anak kebiasaan, pasti tidak cukup sekali dua kali anak bisa langsung paham ya, butuh pengulangan berkali-kali, begitu juga dengan toilet training.Â
Kita harus mendampingi anak untuk ke toilet setiap saat dan berkali-kali, memang akan sangat melelahkan mom, namun percayalah semua ini akan terbayar saat kita sudah melihat anak kita tidak mengompol lagi dan sudah bisa buang air kecil di toilet.
Tetap observasi anak. Terakhir adalah tetap lakukan obeservasi pada anak, ikuti setiap perubahan dan perkembangannya, begitu juga dengan pola buang air kecil atau besarnya karena pengalaman pribadi saya terkadang anak juga mengalami jadwal atau pola buang air kecil dan besar yang berubah-ubah.Â
Nah, di saat seperti itu kita juga harus sigap dan menyesuaikan. Salah satu tips untuk buang air besar, mengajari anak buang air besar memang sedikit lebih sulit karena agak tricky untuk mengetahui kapan jadwal anak buang air besar, hal ini kan tergantung kapan si anak "kebelet"nya ya,Â
Biasanya saya akan mengamati ekspresi anak saya, bila dia menunjukakn ekspresi seperti mengejan maka akan cepat-cepat saya bawa ke toilet dan mendampingi dia untuk proses buang air besar. Sesekali mungkin anak akan masih buang air besar di celana dan sekali lagi it's okay, memang butuh waktu dan kesabaran ya mom.