Mohon tunggu...
Umi Saputri
Umi Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Motivator

Mahasiswi Tadris Biologi, IAIN Metro Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terlahir dari Orang Miskin vs Kaya: Bukan Kurang Beruntung, tapi Kurang Bersyukur

18 Agustus 2021   17:17 Diperbarui: 18 Agustus 2021   17:24 4661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takdir setiap orang memang tidak bisa di rubah, namun nasib seseorang masih bisa di perbaiki...

Jangan gundah, dan resah. Jika keadaan kamu susah dan payah. Karena semua yang Allah berikan ada maksud dan tujuannya...

Karena setiap manusia dilahirkan dari keluarga yang berbeda-beda, ada pula yang lahir sudah dari saudagar kaya raya...

Ada pula manusia yang terlahir dari rahim seorang ibu yang miskin penuh dengan perjuangan kehidupan...

Mungkin banyak dari kita yang tidak pernah merasa beruntung, dilahirkan dari orang kaya maupun orang miskin, hingga pada akhirnya menyalahkan keadaan...

Sebenarnya bukan keadaan yang salah tapi dirimulah yang kurang bersyukur terhadap takdir yang sudah Allah berikan...

Baru saja ditimpa musibah sakit, langsung mengeluh berkepanjangan hingga menyalahkan Allah, dan berkata "Allah itu tidak pernah adil". Padahal jika dirasa ujian manusia  itu sama-sama beratnya...

Allah memberikan ujian baik berupa miskin ataupun kekayaan, semuanya itu sama rata. Hanya yang membedakan itu tema ujian yang di alaminya...

Ada manusia yang kaya, tapi di uji dengan sakitnya, ada pula manusia yang miskin, untuk makan saja butuh perjuangan tapi kelebihan mereka telah Allah beri berlimpahan kesehatan...

Hingga kesusahan-kesusahan yang di alami, membuat para netizen mencaci maki, menghujat bahkan mengolok-olok...

KATANYA...

1. "Buat apa sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya rabi"... Itumah hanya netizen iri hati, sudah jangan di dengerin..

2. "Sudah ngapain perempuan kerja, rezeki tidak perlu di cari datang sendiri"... Hmm dikira tanpa kerja, bakalan bisa digaji? Sudah lakukan aja apa yang kamu mau pumpung masih muda...

3. "Halah dasarnya kamu berasal dari anak kurang mampu, sudah jangan berlaga banyak mimpi, pasti ujung-ujungnya tidak akan pernah bisa." Apasih netizen, susah bener suruh diem. Nasib sama takdir kan beda, jadi jangan mikirin omongan mereka yok semangat fokus-fokus!

Dan masih banyak komentar lainnya...

Sebenarnya menjadi sukses di masa muda, itu harus butuh kerja kerasnya bukan cuman diem aja. Karena untuk mengubah waktu miskin menjadi kaya, tentu butuh proses tidak instan.

Karena semuanya harus melalui tahapan hingga datang pada level kemenangan, hal yang perlu kita lakukan untuk merubah keadaan, adalah jangan hiraukan komentar dan ambil  "pelajaran"...

Karena kita perlu belajar dari pengalaman, misalnya dari Hand sanitizer dan Masker...

Awalnya Hand sanitizer, tidak begitu penting bahkan tidak semua kalangan mengenalnya...

Bahkan masker yang dulu kita kenal, hanya sebatas bungkusan hidung yang harganya murahan...

Tapi sekarang keadaan tengah berbeda, Covid-19 telah merubah masker menjadi penutup hidung yang luar biasa manfaatnya...

Berkat Virus Corona juga, telah membuat sesuatu yang tidak ternilai di masyarakat akan menjadi berharga pada waktunya...

Begitulah dengan keadaan kamu saat ini, bisa saja direndahkan orang sekitar. Namun jika kamu sukses nanti, orang-orang akan terkejutkan hingga pada akhirnya mereka berkata...

Sampah akan bernilai jika di olah, jika bukan sekarang mungkin tinggal menunggu jatah waktunya...

Quotes "Tenang saja roda kehidupan selalu berputar. Tidak selamanya yang di bawah akan abadi, begitupun yang di atas tidak akan selamanya kekal" @umisa._

Referensi: Ide dari penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun