Jangan kau pandang paras
Sungguh, aku manusia biasa
Jangan kau pandang laku
Aku tak lebih dari penipu
Jemari titipan ini kubuang
Lelah kulukis dosa berupa aksara
Sebelah mataku telah buta
Letih kupandang pongah bertahta
Kaki jenjangku terpotong
Langkah-langkah terseok meniti lorong
Kupungut makian dan umpatan
Menjejalnya sedalam telinga
Hingga mulut ini membeku
Tak terucap meski satu suarapun
Aku ....
Ciptaan Tuhan paling cantik
Sempurnaku tak sekadar fisik
Cacat yang kau lihat bukanlah aku
Caci yang kau beri terkirim pada Tuhanku
Masihkah aku si buruk itu?
Aha DM
Magelang, 8 September 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H