Musim itu ....
Waktu paling beku di penghujung bulan
Tak ubahnya tubuh kaku depan mataku
Begitu pongah menantang kehidupan
Yang kau sangka benar adanya
Seakan Tuhan berbisik akan esok hari
Hingga kau wasiatkan nama tanpa kata
Mencibir ambisi yang menjulang tinggi dalam mimpi
Hendak kuraih tangan malaikat
Lalu ... kugenggamkan nyawa 'tuk diberikan pada Tuhan
Agar diletakkan dalam nirwana tanpa syarat
laksana ikhlas cinta tanpa sapa atau alasan
Hening ketetapan itu membasuh jiwa nan hina
Menampar hati di kubangan dosa
Tiada restu untukku berkelana
Menemanimu menuju puncak angkasa
Lantas ....
Membiarkan diri terkurung sendiri
Bekukan air mata hingga tandas
Suburkan rindu menjelang pagi
Aha DM
Magelang, 19 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H