Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Datang Badai Harapan

11 Desember 2024   12:32 Diperbarui: 11 Desember 2024   12:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seketika angin bersahutan
Menuju arah yang tak karuan
Menarik perhatian semua terarahkan
Daun daun berpelukan

Bunga menari seakan riang berseri
Hembusan angin kencang mulai menangantri
Mencuri waktu dalam sekejap mata
Gemuruh menyapa dunia

Badai tanda mengundang hujan 
Langit gelap berpayung awan
Bumi merintih kedinginan
Oleh angin yang berdatangan

Seketika tetesan air mulai mampir
Meraih mimpi yang terukir
Menuju bumi yang kini berisi orang
Mereka menjelma sebagai pahlawan sembarang

Hati turut mendung menatap langit
Do'a penghuni semakin kencang
Walau sedih namun tetap bertahan
Dalam menguarai harapan yang akan datang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun