Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyambung Rasa yang Rumit

22 Agustus 2024   03:34 Diperbarui: 22 Agustus 2024   03:49 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam langkah letih di setiap perjalanan

Kuterdiam membisu segenap rasa menciut

Menenangkan pikiran yang bercumbu rayu

Segerombolan peristiwa saling mengadu rasa tentang nalarnya

 

Beberapa lorong terselip kata

Menyuarakan kalimat yang tak senada

Namun penuh irama dan gelora jiwa

Sesaat lembaran baru menyatu untuk menjadi pilihan utama

 

Mengemban rumitnya rasa  dalam episode cerita 

Hanya bersuara mendapatkan makna

Bersuara memanggil petuah lama lalu berdo'a

Untuk dijadikan nyawa berikutnya

Menjalin rasa yang sekiranya menemukan jalan teranggnya

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun