Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Impian di Balik Pena

14 Agustus 2024   18:23 Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:30 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi impian penulis - Pixabay

Andaikan kau tahu betapa bahagia hati ini,

sejak kumenitipkan seberkas rasa dalam pena,

seakan semua telah menjadi jalan cerita,

ada sebongkah permata yang belum terbuka.

 

Hanya coretan ini yang jadi saksi,

menggapai mimpi bersama cinta suci,

kan kupupuk dengan konsistensi diri,

demi keutuhan rasa yang bersua dalam selembar asa.

Sembari meneguk air bening,

dalam segelas yang tersisa,

menjadi harapan untuk merajut rasa,

meraih mimpi menggapai bintang.

Ada harapan kelak untuk terbang,

walau sayap masih tersulam,

masih merajut seuntai benang,

untuk menemukan sebuah khayalan riang.

Mimpi di balik pena ini,

sebuah kata pilihan diksi,

terukir secara alami,

menemukan sepenggal makna berirama penuh arti.

Kebumen, 14 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun