Mendengar kata tiwul atau nasi dari singkong, oyek serasa di desa banget. Karena makanan ini dikenal sejak nenek moyang yang cukup legendaris.
Karbohidrat yang terkandung di dalamnya sudah sering dikonsumsi oleh warga pulau Jawa. Singkong merupakan salah satu makanan yang ada di daerah Kebumen.
Cita rasa original oyek atau tiwul sudah tidak asing lagi. Tiwul terbuat dari singkong yang diolah menjadi makanan pengganti beras setiap hari.
Makanan ini adalah makanan pokok bagi masyarakat  di salah satu desa Kabupaten Kebumen pada zaman dahulu hingga sekarang.
Zaman dahulu belum menanam padi, karena berbagai faktor maka penduduk mengandalkan makanan seadanya saja yaitu singkong.
Memiliki perekonomian yang rendah membuat masyarakat tidak resah. Mereka tetap bersyukur karena singkong yang melimpah di desanya. Hal ini masyarakat berinisiatif untuk mengolah singkong menjadi tiwul.
Siapa sangka olahan singkong yang legendaris menjadi nasi tiwul kini terkenal legendaris dan banyak diburu masyarakat luas.
Oyek atau tiwul mengandung kalori yang rendah dan kadar gula yang rendah. Maka nasi tiwul sangat cocok dikonsumsi untuk penderita diabetes untuk makanan alternatif.
Cara membuat tiwul mudah sekali yaitu dikupas dan dipotong kecil selera dicuci bersih. Rendam hingga beberapa hari sampai empuk dan beraroma. Kemudian ganti dengan air yang baru dan mengalir agar kotoran bisa hilang. Lakukan terus menerus hingga singkong bersih dan putih.
Singkong yang bersih kemudian diangkat dari rendaman lalu tiriskan. Tidak lama kemudian dilanjutkan menjemurnya hingga kering di bawah sinar mentari.
Singkong kering  digiling dengan cara dimesin atau dengan manual yakni menggunakan palu dan (lumpang=Jawa) atau tumbukan hingga halus menjadi tepung.