Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panti Jompo Baik Hati nan Mulia, Dilema Keluarga

31 Mei 2024   21:34 Diperbarui: 1 Juni 2024   05:47 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panti jompo yang menjadi perbincangan hangat menambah rasa penasaran bagi masyarakat. Ada dilema besar bagi kita yang sekilas mendengarnya. Terkadang kita hanya memandang sebelah mata dari realita dalam kehidupan ini. 

Masyarakat merupakan warga yang beraneka ragam, yang memiliki karakter berbeda-beda, namun tetap mampu bersatu. Peningkatan jumlah lansia di Indonesia dari tahun ke tahun semakin kentara. Pengalaman di keluarga besar mengalaminya, ada ayah, ibu, anak dan cucu yang beda cara pandangnya maupun menyikapi lansia.

Keluarga merupakan unit paling penting dalam pelayanan lansia, namun tidak dapat dipungkiri zaman semakin canggih dan modern ini berdampak para kawula muda rasa hormat, patuh dan berbakti pada orangtua semakin menipis bahkan seolah luntur. Mempertimbangkan usia mereka yang merasa masih muda dan produktif baik pria dan wanita zaman modern ini menjadi mengesampingkan sikap sosialnya yaitu merawat orangtua. Anak muda lebih mengutamakan menitipkan orang tua ke panti jompo pilihanya.

Tujuan Baik Panti Jompo

- Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan bagi lansia. Hal ini dalam memenuhi kebutuhan pokok lansia. Kebutuhan pokok yang seringkali diabaikan oleh anak-anak zaman sekarang. Membuat para lansia lebih nyaman tinggal di panti jompo. Dengan keyakinan itulah lansia tetap bertahan di sana.

- Menyediakan wadah komplek bangunan dan memberikan kesempatan bagi lansia untuk aktivitas sosial-rekreasi. Dalam keluarga yang kurang kasih sayang maupun lansia yang sebatang kara akan merasakan senangnya tinggal di panti jompo. Karena di sana ada nuansa rekreasi dan aktivitas sosialnya yang baik.  

- Bertujuan membuat lansia dapat berproses sehat dan mandiri. Jika bersama kelurga yang tidak peduli dengan dirinya tentu saja seorang lansia akan lebih memilih tinggal di panti jompo. Di sana merasa lebih sehat, mandiri dan percaya diri, karena pengasuhnya yang sangat peduli.

Memperhatikan Faktor Lansia yang di Panti Jompo

Ada beberapa faktor lansia yang membuat ia tinggal di panti jompo yaitu karena perubahan tipe keluarga. Misalnya awalnya keluarga besar kemudian mereka berpencar, berkeluarga sendiri-sendiri. Pada akhirnya orangtua tinggal berdua, disaat itulah masa senja salah satu meninggalkanya. Tentu membutuhkan peran pengganti dalam keluarga. Lansia mencoba tinggal di panti jompo pilihan ternyaman

Kebutuhan lansia antara lain sosialisasi di masyarakat menjadi faktor lansia tinggal di panti jompo. Seorang lansia yang selalu ditinggal anak, cucu dan keluarga besarnya membuat ia bosan dan ingin berinteraksi dengan yang di luar sana. Ia merasa kurang kasih sayang, rasa peduli yang hilang tidak mendapatkan perhatian dan waktu luang untuk bercengkrama bersama keluarga. Lansia sedih dan pasrah dibuatnya.

Sebenarnya ini perlu dibenahi kembali dalam menerapkan karakter sejak dini. Pada kawula muda yang semakin kesini seolah pikiran semakin kesana. Bahkan beberapa  hampir lupa keluarga

Bagaimana di Lingkungan Kita?

Keberadaan panti jompo adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan jauh dari sekedar program saja. Panti jompo yang sudah ada di tengah masyarakat  membawa dilema bagi keluarga. Khususnya keluarga yang ekonomi menengah ke bawah.  Dengan adanya panti jompo maka keluarga merasa bebas dari beban yang menimpa, akan tetapi hal ini kurang tepat di Indonesia sebagai negara yang berkarakter Pancasila.

Bagi orang yang berekonomi menengah ke bawah akan lebih mengutamakan mengurus orangtua sendiri walaupun sudah lanjut usia ketimbang dititipkan di panti jompo. Hal ini keluarga akan lebih merasa bahagia dan bisa merasakan beribu pahalanya. Sebagai anak yang sholeh dan sholehah orang tua adalah yang istimewa apapun itu kondisinya.

Pengalaman Dilema Desa Saya

Sebagai orang di pedesaan khususnya, adanya panti jompo yang ditetapkan di Indonesia menjadi dilema. Daerah saya pernah ada seorang pendatang hendak mendirikan panti jompo dengan membeli lahan yang luas. Sebelum mendirikan mereka memantau terlebih dahulu lokasinya. Setelah dianggap strategis berdasarkan data dan laporan lainnya kemudian mereka datang dan minta izin ke petugas yang berwenang.

Dengan iming-iming membeli lahan harga tinggi, perekonomian masyarakat meningkat dan dalil-dalil lainnya. Petugas masyarakat tersebut kemudian tidak serta merta mengambil keputusan. Di desa saya kemudian mengadakan musyawarah untuk menjawab permintaan dari mereka akan maksud dari tujuan diadakannya panti jompo.

Hal ini menjadi dilema besar di mata masyarakat. Tanah dikuasai, lalu perekonomian masyarakat akan diubah seketika. Tidak semudah membalikkan tangan. Tentu saja masyarakat sebagian ada yang setuju dengan harga tanah yang tinggi, namun sebagian tidak setuju karena lingkungan akan berdampak ke depan.

Di sisi lain panti jompo bukanlah hal yang menyeramkan. Justru berbaik hati juga pengertian, namun untuk anak anak di Indonesia khususnya yang masih memiliki keluarga harus memperhatikan harapan orangtua. Baik orang yang lansia tua maupun menginjak lansia. Dengan memperhatikan kebutuhannya maka orang tua merasa disayangi, dirangkul dengan sepenuh hati. Seringlah diajak komunikasi kita saling tahu isi hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun