Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah dan Lembaran Kehidupan

28 Mei 2024   12:11 Diperbarui: 28 Mei 2024   12:23 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah terbangun dari tidur di tengah mimpi

Teringat hari-harinya yang lelah nan pasrah

Sepeda motor setia menemani dia pergi

Tatapan wajahnya kosong

Lamunan tak berhenti

Menemukan rasa yang terpatri

Terlintas lembaran demi lembaran kehidupan

Pedih dan luka tak bertepi

Mencoba menyusuri ke lautan sunyi

Senyap malam terdengar detak jam

Mencampuri otak yang sedang kalut

Lapang dada tercuri mimpi

Lalu duduk kembali menampung irama hati

Esok harus terbang tinggi

Meraup segala emosi

Dengan tangan do'a dan irisan jiwa membara

Terjang lautan badai ombak

Menembus cakrawala membiru kala itu

Senyum balita menyembuhkan luka

Mengobati sisa sisa rakitan tulang rusuknya

Tenang tersiram air kesejukan batin

Sepulang membawa bungkusan rahasia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun