Oleh : Umi KulsumÂ
Sore itu kubuka pintu langkah gugup
Kau lewat dengan pesonanya menyusup
Terbalut warna jingga
Menatap wajah dengan seksama
Kau berdiri tepat di depan pintu
Memastikan siapa yang bertemu
Saat itu terbayang gugup
Seolah berdiri di atas gunung tinggi
Menjulang tak mampu berjalan lagi
Langkahku membatu dan beku
Sebab mengantongi seribu ragu
Terkutuk tingginya lembah, derasnya hujan
Sisa langkahku lenyap
Menyisakan hitungan  jejak semu terpaku
Sepasang kelopak berputar
Memutar bayang getar
Tak mampu menengok barang sebentar
Gugup mampir dan berkobar
Bak kupu yang lewat mengisap madu
Putik bertebaran menyambutnya
Perlahan merambat ke mataku
Teringat jelas kode yang tumpah menujuku
Gerimis dan angin berangsur mengendap
Bersembunyi di pelupuk mata
Kau masih berdiri di depan pintu
Mendengar angin berdesir
Berbisik "kuingin mengenalmu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H