Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Beban Terkekang Sol Sepatu Terkenang

18 Mei 2024   09:13 Diperbarui: 18 Mei 2024   09:47 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tempat sol sepatu (Dok.Pri) 

Oleh: Umi Kulsum

Di sore hari sebuah toko membisu

Terlihat diam menunggu pelanggan berkunjung

Menyusuri kegundahan yang melekat

Penat dengan sejuta karat

Debu menumpuk di setiap jajagan

Peluh sekujur tubuh

Tampak pasrah dan pegah

Waktu terus berjajar kejar mengejar

Melangkah terseok memburu bergegas

Terpacu melangkah menuju seribu arah

Gemuruh jiwa menggebu menghadapi

Meraih bintang yang tergenggam

Hati seketika diam 

Mata tertuju sepatu usang

Yang biasa disulam 

Lenyap tanpa bekas

Hilang harapan merintis kesuksesan

Sepatu , jarum dan benang masih terkenang

Hati terpicut olehmu 

Usia termakan waktu

Bergetar bersama sol sepatu andalan 

Yang terbiasa kusulam

Usia merenggang sol sepatu terkenang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun