Oleh : Umi Kulsum
Kubuka lembaran baru sembari menatapmu
Di sela itu ada sepotong kata yang belum terucap
Kubaca perlahan menahan diri membisu
Sentuhan lembut mengangkat lembaran gelap
Ada cerita kalut tak mampu berkata
Berlukiskan suram
Tergores dendam
Tangan ini tak sanggup menggenggam coretan semu
Bergaris horisontal menuai derita
Catatan penuh imajinasi tak berarti
Resah sejuta angan terlelap nyenyak
Terbangun mencuri mimpi
Menatap jendela terbuka disambut angin
Sinar menitipkan salam rindu
Lantas masih mampukah kuterima semua?
Ratapan yang mampir menepis kalbu
Sementara derai mata belum mengering
Sembab membiru seakan retak harapan maju
Kehancuran tersulam benang tak menentu
Pena  menggores catatan hidup baru
Goresan penyesalan yang memenuhi relung hati
Ada luka menganga kaki terus melangkah
Sejauh jalanya meniti saksi
Selepas angin mengembus menguarai sesal
Menyatu padu menguarai kekal
Kebumen, 16 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H