Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Penyesalan Bertemu

16 Mei 2024   20:55 Diperbarui: 16 Mei 2024   21:41 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menyesal ( Pngtree)

Oleh : Umi Kulsum

Kubuka lembaran baru sembari menatapmu

Di sela itu ada sepotong kata yang belum terucap

Kubaca perlahan menahan diri membisu

Sentuhan lembut mengangkat lembaran gelap

Ada cerita kalut tak mampu berkata

Berlukiskan suram

Tergores dendam

Tangan ini tak sanggup menggenggam coretan semu

Bergaris horisontal menuai derita

Catatan penuh imajinasi tak berarti

Resah sejuta angan terlelap nyenyak

Terbangun mencuri mimpi

Menatap jendela terbuka disambut angin

Sinar menitipkan salam rindu

Lantas masih mampukah kuterima semua?

Ratapan yang mampir menepis kalbu

Sementara derai mata belum mengering

Sembab membiru seakan retak harapan maju

Kehancuran tersulam benang tak menentu

Pena  menggores catatan hidup baru

Goresan penyesalan yang memenuhi relung hati

Ada luka menganga kaki terus melangkah

Sejauh jalanya meniti saksi

Selepas angin mengembus menguarai sesal

Menyatu padu menguarai kekal

Kebumen, 16 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun