Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikhlas Tanpa Batas

8 Mei 2024   12:38 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:48 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Petugas tersebut memberinya stempel pada tiket kakek dengan sopanya. Lalu menyerahkanya kembali ke kakek. Tentu saja kakek merasa lega dan tersenyum. 

Kemudian petugas memeriksa tiket gadis yang berdiri tersebut. Tiket yang dipegangnya ternyata bertuliskan tempat duduk no kursi 11 yang ditempati oleh Kakek Sybuck itu. Petugas merasa kaget dan takjub, petugas sesekali melihat kakek tertidur lelah, dalam hatinya berujar tampak "gadis ini tulus sekali hatinya, menyerahkan kursinya kepada kakek yang sudah repot ini" Subhanalloh.

Ada rasa kasihan yang sangat dalam pada gadis itu. Petugas itu berbisik "Anda baik sekali! Ada tempat duduk kosong di gerbong depan.

 " Perjalanan Anda masih jauh, mari saya antarkan ke tempat duduk itu!" Petugas penasaran  dan menanyakan mengapa hal ini bisa terjadi. Namun, wanita itu tetap diam membisu dan tidak banyak bicara cukup mengangguk dan tersenyum. 

Tak lama kemudian petugas ini  memberikan gantinya yang lebih baik dan mempersilahkan gadis yang berdiri untuk pindah dan duduk di depan yang lain.

Seketika petugas tersebut dikagetkan oleh pandangan yang tak terduga, ternyata gadis itu pincang dan menggunakan alat bantu jalan. Tidak terasa semua tertuju padanya , air mata menetes di setiap mata yang memandang. 

Semoga kisah ini dapat kita ambil hikmahnya. Dalam kehidupan sehari-hari. 

Kebumen, 8 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun