Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi si Bunga Liar

6 Mei 2024   17:15 Diperbarui: 6 Mei 2024   18:23 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak gadis dan bunga liar di hutan (Pixabay.com)

Oleh: Umi Kulsum

Aku setangkai bunga di tanah belukar

Diam dan malu

Batangku disepuh angin kencang

Kadang cahaya mentari menatapku penuh arti

Aku berdiri  di atas tanah liar yang tak terawat umat

Ingin kudapatkan atap yang siap untuk merayap

Di sini tubuhku disergap angin dingin

Sampai kapan kuterus bertahan di tanah belukar

Kulit terkilu dingin hingga ke tulang rusukku

Hati terbuka membunuh rasa sepi

Perih dan pedih berpatri setiap hari

Ada luka yang menyiksa hati

Kesedihan menyergap dari berbagai arah

Rumahku tandus tak terurus

Gersang tak pernah disentuh orang

Malam penuh sembilu melukai hati

Di sinilah aku merenung seorang diri

Menimbang bimbang nasib penuh makna

Hanya sebatang bunga liar

Yang berteman akar kekar

Kini aku terperangkap

Tak mampu mengunyah harap  

Di bawah langit yang penuh awan

Sesekali meleyot pada tubuhku yang liar

Dapatkah engkau rasakan deritaku ini

Aku bersujud pada alam

Bersimpuh tak tersentuh

Nasib terkayuh riuh

Tanpa sahabat dan kerabat yang merawat

Kebumen, 6 Mei 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun