Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Ibu yang Tangguh Tak Berpeluh

4 Mei 2024   07:28 Diperbarui: 4 Mei 2024   08:02 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu tangguh (theAsianparent)

Oleh: Umi Kulsum

Waktu pagi telah tiba menyapa

Sehangat mentari yang sabar mengadu

Ranting dan angin saling bercumbu rayu

Daun daun menari diterpa sepoi angin 

Embun bermanja ria pada bunga yang mempesona

 

Fajar  yang menghilang tertelan waktu

Mulai rutinitas keluarga berdendang

Engkau bercengkrama dengan  sekawanan dapur

Tak kenal lelah terus tumbuh gairah tak terelakan

Peluh berduet dengan irama riuh di rumah 

Demi mengepulnya makanan tersaji renyah

Itulah kenikmatan  yang engkau inginkan

Walaupun harus lelah dalam berjuang

Pamrih tanpa imbalan yang kau inginkan

Ikhlas dan ridho Tuhan adalah tujuan 

 

Engkau yang teristimewa dalam balutan terkenang

Engkau bukan monster  yang memproduksi saja

Mampu bergerak kapan saja tak kenal waktu

Tak menunggu tombol on ditekan  senja

Perjuanganmu begitu tangguh demi keluarga

Kebumen, 4 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun