1. Â Apa itu Pendidikan inklusiÂ
"Pendidikan inklusif yang kita ketahui bersama adalah sistem layanann pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama sama dengan teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksebilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa kecuali difabel".Â
Sekolah di daerah perdesaan yang jauh dari keramaian mendapatkan kepercayaan mendidirikan Sekolah Inklusi sejak tahun 2020. Sejak adanya Surat Keputusan tersebut guru dan kepala sekolah selalu diberi pelatihan tentang inklusi. Pelatihan tersebut dilakukan untuk pengemabngan pendidikan yang lebih baik.
2. Mengikuti Pelatihan Guru Pembimbing Khusus (GPK)
Pada tahun 2020 beberapa guru mendapat undangan diklat Guru Pendidikan Khusus (GPK) di suatu daerah berkumpul dengan sekolah lainya yang mendapat kepercayaan melayani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut. Â Pelatihan tersebut mendapatkan ilmu pengetahuan tingkat dasar inklusi. Selama 3 hari di sana guru guru selalu antusias mengikuti pencerahan dari mentor. Pertemuan dengan teman teman luar kota membuat tambah saudara dan menambah wawasan dapat bertukar pikiran. Materi disampaikan sejak tanggal 3 hingga 5 Maret 2020 waktu itu sangat berkesan karena ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi guru.
Dari 3 hari itu dibagi kelas menjadi beberapa kelas. Di dalam ruang kelas mendapatkan kelas yang berbeda beda bersama mentor yang bertugas luar biasa. Ada dari salah satu pengawas SLB di daerah setempat . Dalam pendidikan inklusi ini guru dituntut untuk mengembangkan wawasan  tentang pentingnya inklusi di sekolah tersebut.
SD reguler yang mendapat kepercayaan menerima Anak Kebutuhan Khusus ( ABK) harus memiliki SK yang berlaku saat itu. Dengan jumlah murid termasuk  sedang dan berlatar belakang yang bervariasi. Dalam kegiatan pelatihan GPK itu ada 3 tingkatan yaitu tingkat dasar, tingkat mahir dan lanjutan.
3. Senangnya  di sekolah inklusiÂ
Yang dapat dirasakan sekali bahagianya di sekolah inklusi karena di sini  dapat memahami dan menyadari bahwa setiap anak mempuanyai hak untuk belajar bersama. Belajar dengan siapapun , kapanpun tidak ada bedanya yang terpenting adalah bersama menjalin kolaborasinya. Terlebih anak juga tidak diperlakukan secara diskriminatif. Sebagai Guru Pembimbing Khusus sekaligus guru kelas tidak pernah membedakan satu sama lain. Semua diperhatikan sesuai kebutuhanya masing masing. Anak Berkebutuhan Khusus tidak boleh diperlakukan yang berbeda justru harus kita rangkul untuk merasakan indahnya belajar bersama tanpa ada sekat di antara kita
Ketika di ruang kelas semua mata tertuju padanya, rasanya sedih kalau kondisi seperti itu terus menerus dilalui. Seorang ABK akan merasa tersendiri dan  hanya mampu memendam rasa kurang percaya diri dalam diri. Sebagai guru harus mampu memberi kesempatan meningkatakan rasa percaya diri dengan cara bermain peran atau sekedar mengajak bermain. Selain itu tidak ada alasan yang sah untuk memisahkan pendidikan terhadap ABK. Anak istimewa tersebut selalu diperhatikan , beri kesempatan untuk maju. Jika butuh bantuan selalu segera tanggap. Biasanya prestasinya lebih baik dari yang kita kira. Banyak contohnya di luar sana yang bisa kita lihat. Pensdidikan inklusi berpotensi  mengurangi rasa kekhawatiran , membangun rasa persahabatan, saling mengharagai dan memahami.
Sejak sekolah  mendapatkan kesempatan menerima anak ABK, sekolah mengadakan MoU dengan pihak lain, seperti dinas kesehatan setempat, psikolog bahkan dinas lainya jika memungkinkan. Tidak lepas pula kerja sama dengan orang tua yang berhak untuk lebih tahu perkembangan anaknya. Sebelum masuk sekolah selalu diadakan asesmen dahulu dan identifikasi untuk memudahakan kita dalam mengatasi masalah yang ada. Kemudian dimusyawarahkan langkah langkahnya bersama GPK, kepala sekolah serta guru kelas. Memang butuh kesabaran juga dalam menghadapinya, tapi semua itu adalah tanggung jawab kita.
4. Berkesmpatan mengikuti pelatihan lainyaÂ
Setelah dua  tahun kemudian kebetulan atau entah kenapa, salah satunya kita mengikuti seleksi pendidikan calon guru penggerak. Setelah mencoba mengisi pendaftaran kemudian menjawab esai maupun CV dengan lengkap. Di sana dapat bercerita  banyak hal tentang inklusi dan ABK. Perjuangan selama bersama mereka yang dipenuhi  campur rasa luar biasa. Sebagian ada yang mengalami tunadaksa, ada yang slow learner dan kesulitan belajar, hiperaktif bahkan ADHD ringan yang saya sendiri bingung mengatasinya. Berkat sekolah inklusi mendapat kesempatan mengikuti pelatian IHT maupun pelatian lainya seputar inklusi tiap tahun di sekolahnya sehingga dapat  pengetahuan dasarnya.
Selain itu  juga bercerita tentang salah satu  karya  buku antologi maupun buku lainya atau sekedar menyampaikan pengalaman pribadi di sekolahnya . Pada wawancara banyak disampaikan tentang pendidikan inklusi di sekolahnya. Akhirnya wawancara itulah yang membuat lancar berimajinasi dan bercerita pengalaman pribadi di sekolah inklusi. Terimakasih sekolah inklusi membuat mampu berbicara di depan asesor serta belajar sabar menghadapi anak istimewa. Setelah menantikan hasil pengumuman saya dinayatakan lulus dan berhak mengikuti pendidikan 1 semester atau 6 bulan. Semua itu berkat inklusi yang semakin di hati
Demikan pengalaman serunya bersama anak ABK di sekolah inklusi untuk terus berpartisipasi dan imajinasi semoga menginspirasi.
Kebumen, 26 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H