Senyum Berbalut Luka
Puisi ini saya tulis berdasarkan pengalaman, perasaan dan mengalir terus saat saya menulis. Menceritakan tentang rasa yang sakit dan bahagia bercampur jadi satu kemudian berbaur di waktu yang sama. Ada senyum namun sejujurnya terluka dalam hati yang tersembunyi. Akirnya tuntas juga juga puisi ini, saya tayangkan pukul 08.51 WIB. Saya berdebar selalu ketika menayangkan puisi  hasil karya. Antara percaya atau tidak saya mendapatkan label pilihan yang ke dua dari kompasiana. Wah makin semangat saja saja, ternyata senang rasanya.
Melepas Rindu Penuh Haru
Saya menulis puisi ini terinspirasi pada saat anak anak rantau pulang kampung atau mudik pada tanggal 5 April 2024. Saya ceritakan tentang rindu pada keluarga yang ditinggal ke kota dalam waktu lama dan bertemu hanya beberapa hari saja. Tentu saja pertemuan ini peluang untuk melepas  rasa rindu yang mendalam penuh rasa haru yang menggebu. Tulisan ini terus saja mengalir apa adanya sampai akhirnya selesai ditayangkan pada pukul 08.55 WIB, lagi lagi saya diberi kejutan dalam hitungan cepat sekitar 7 menit langsung nempel "pilihan". wah seru terus kalau seperti ini hhhe'
Sepenuh Hati Sejuta Mimpi
Puisi ini tercurahkan tentang mimpi mimpi yang ada selama ini, dengan keyakinan yang kuat dari hati semua kalimat terus saja ada. Merangkai kata demi kata tersusunlah menjadi satu puisi yang indah. Tepatnya tanggal 8 April 2024 saya menayangkan pukul 11.59 WIB. Saya hanya pasrah saja karena menulisnya dari lubuk hati saya tidak berharap banyak jadi puisi pilihan. Tidak disangka sekitar 1 jam kemudian mendapatkan label  pilihan. Bahagia sekali antara senang dan semangatnya membara setelah ada kabar dari teman puisinya mendapat label pilihan bonus yang ke 4
Antara Sakit dan Bangkit
Lucu juga kalau ingat masa itu menceritakan tentang sakitnya seorang wanita karena suatu hal dalam kehidupan, namun harus bangkit disisi lainya. Tetap memberikan yang terbaik kepada lainya walaupun sebenrnya sakit batinya. Lanjut ditayangkan pada tanggal 9 April 2024 pukul 06.55 WIB. Lantas setelah sekitar 8 menit dicek lagi ternyata di luar dugaan mendapat label pilihan kembali, duh bagaikan disiram air es rasanya sejuk sekali.
Air Mata di Malam Bergema
Tepatnya  tanggal 10 April 2024 malam takbir saya menyendiri di dalam kamar sambil mendengarkan suara tasbih dan takbir di masjid terdekat. Munculah ide menulis puisi menceritakan peristiwa itu saya sambil meneteskan air mata di malam takbir itu. Saya balut tulisan dirangkai dengan pelan jadilah puisi  , alhamdulillah kabar baik setelah ditayangkan pukul 09.16 WIB label pilihan menempel tepat setelah 6 menit.
Antara  Harga dan Menghargai