Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segenggam Harapanku

31 Maret 2024   09:48 Diperbarui: 31 Maret 2024   09:51 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika terbelah hati

Terucap dalam diri

Menetes air mata tak terduga

Sesak di dada

Luka tak terkira

Merah mata ingin bertanya

Mengapa 

Sekuat niat tanpa tahu akibat

Terdiam, sepi ,membiru dalam kalbu

Kehadiranmu sudah lama kututunggu

Penantian panjang penuh perjuangan

Terharu menatap hadir dalam pelukan

Sendu sedan kumenyentuhmu

 Sentuhan hangat yang kau berikan

Membuatku terpana olehmu

Andaikan kumampu melayang

Kan kuterbang setinggi angan

Benih kutanam

Meski tanpa disiram

Tumbuh subur tunjukkan bunga

Merekah indah

Ada segenggam  harapan

Duhai langit, bulan dan bintang

Kau saksi dalam perjalanan

Mencari cahaya terang

Dalam lorong kegelapan

Selembar masa depan kutemukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun