Mohon tunggu...
Umi ToharatunNisa
Umi ToharatunNisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa Tasawuf Psikoterapi UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Calon Pemudik Mau Divaksin Karena Hal Ini

6 Juni 2022   13:13 Diperbarui: 6 Juni 2022   13:17 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEMARANG, Warga sekitar Puskesmas Ngaliyan kini mau melakukan vaksinasi booster. Hal itu dikarenakan guna memenuhi kelengkapan syarat wajib mudik lebaran 2022. Sehingga calon pemudik rela mendatangi Puskesmas Ngaliyan untuk divaksin booster agar bisa mudik ke kampung halamanya.

Dalam pantauan di lapangan (Sabtu, 16/4) antrean warga untuk melakukan vaksinasi sudah terlihat sejak pukul 08.00 WIB di ruang pendaftaran vaksinasi Puskesmas Ngaliyan. Kendati antrean telah terlihat sejak pagi, namun mereka tidak bisa langsung mendapatkan vaksin, akan tetapi mereka harus memenuhi beberapa persyaratan.

Yusuf Lutfi (21), selaku petugas Puskesmas Ngaliyan bagian pendaftaran, menyatakan bahwa masyarakat yang akan divaksin booster harus mendaftar terlebih dahulu dengan membawa FC KTP dan surat bukti vaksinasi dosis satu dan dua. Setelah itu antre menunggu dipanggil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum divaksin.

"Setelah melakukan pendaftaran, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan dimana seseorang yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan tekanan darahnya normal, baru setelah itu disuntik vaksin booster," ungkapnya.

Selain itu, Yusuf Lutfi juga menyatakan bahwa semenjak ditetapkanya vaksin booster sebagai syarat mudik lebaran 2022 stok vaksin selalu habis dikarenakan terjadi lonjakan pendaftaran dua kali lipat tiap harinya di Puskesmas Ngaliyan.

"Banyaknya warga, yang datang mendaftar itu untuk bisa melengkapi persyaratan mudik. Mereka memilih untuk divaksin dari pada harus melakukan tes antigen dengan biaya mahal. Untuk itu stok vaksin booster tiap harinya selalu habis," jelasnya.

Salah satu warga, Hariroh Nur Fariha (20, asal Ngawi), menanggapi langkah yang ditetapkan pemerintah menjadikan vaksin booster sebagai syarat mudik adalah hal yang bagus untuk mencegah terjadinya lonjakan Covid-19. Sehingga dengan syarat tersebut membuat warga secara sukarela melakukan vaksinasi.

"Bagi saya yang tidak suka vaksin, sebab efek sampingnya menjadikan badan saya tidak enak, saya terpaksa, lebih baik saya divaksin dari pada harus tes antigen dan PCR terus menerus ketika hendak melakukan perjalanan," ungkapnya.

Warga lainya, Tissa Aunilla (19, asal Padang), mengeluhkan kebijakan ditetapkanya vaksin booster sebagai syarat mudik menjadikannya ia harus rela mengantri lama agar dapat mudik ke kampung halamannya di Padang. Perantau ini mengungkapkan, ia terpaksa melakukan vaksin booster agar syarat mudiknya terpenuhi.

"Saya merasa keberatan dengan persyaratan mudik ini, padahal sebelumnya dikatakan jika sudah vaksin ke dua itu sudah cukup sebagai syarat bebas perjalanan. Tapi, yaa mau gimana lagi kalau belum divaksin booster ngga boleh mudik, mau gak mau harus vaksin booster," keluhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun