Aliran perenialisme ini adalah sebuah aliran yang terjadi pada masa lampau sama persisnya dengan aliran Pragmatisme namun hal ini ditentang karena aliran pragmatisme.
Dalam dunia pendidikan aliran perenialisme adalah suatu proses pengembalian pembelajaran pada masa lampau agar peserta didik dapat menerapkan atau mengaplikasikannya pembelajaran tersebut pada masa sekarang, karena pembelajaran pada masa lampau ini sangat ideal dibanding pembalajaran masa sekarang.
Baca juga : Aliran Perenialisme Filsafat Pendidikan
Contohnya pada nilai-nilai kebudayaan, banyak beberapa orang melupakan atau bahkan tidak menerapkan nilai-nilai kebudayaan pada masa lampau terutama pada masa sekarang, hal ini membuat kita lupa agar pentingnya mempelajari, menjaga, dan menerapkannya pada lingkungan sekitar.Â
Pentingnya mempelajari dan menerapkan nilai-nilai kebudayaan masa lampau pada anak masa sakarang agar mereka tahu bahwa kebudayaan kita harus dijaga dan dilestarikan agar terus berkembang dan bernilai kekal abadi.
Prinsip sebuah pelajaran secara umumnya yaitu pendidikan adalah suatu kegiatan yang efektif untuk mengembangkan pemikiran tokoh perenialisme, pendidikan yang baik ini perlunya suatu kebenaran.Â
Baca juga : Filsafat Perenialisme yang Bersangkutan dengan Rindu Tuhan
Mengenai kebenaran yang bersifat menyeluruh tidak tergantung pada tempat ataupun orang sekitar, perlunya sebuah pendidikan yang bagi kita.
Adapun tokoh-tokoh aliran pereniaslisme:
1. Robert Mayord Hutchins
Berpendapat bahwa pentingnya menambah kecerdasan bagi serta mengembangkan pemikirannya yang ideal tersebut. Pendidikan harus bersifat universal, yaitu menerapkan kurikulum untuk sekolah. Bahwa pentingnya membaca, menulis, dan berdiskusi untuk menciptakan peserta didik untuk berfikir kritis.
Baca juga : Aliran Filsafat Perenialisme dan Konsep Dasar Serta Tokoh Filusufnya
2. Mortimes J. Adler
Dia seorang penulis yang paling populer dalam dunia pendidikan. Menurutnya bahwa aliran perenialisme ini menjelaskan bahwa manusia itu adalah makhluk rasional dalam hal pendidikan. Kemampuannya bersifat rasional intelektual yaitu dapat berseni, membaca, menulis, mendengar, berbicara serta berfikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H