Mohon tunggu...
Umi Anisah
Umi Anisah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anisa nisa

setiap hal yang dikerjakan harus diselesiakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penuh Rasa Khidmat, Kelompok KKN MMK 52 UIN Walisongo Semarang Mengikuti Kegiatan Selapanan Manaqiban Ahad Wage di Desa Kejene

11 September 2022   22:59 Diperbarui: 11 September 2022   23:20 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh agamawan bersama warga sedang melangsungkan kegiatan rutinan selapanan manaqiban (dokumen pribadi)

Pemalang - Kelompok KKN MMK 52 UIN Walisongo Semarang mengikuti manaqiban selapanan yang dilaksanakan pada malam Ahad Wage  dan menjadi tradisi turun temurun dari tahun 1990 bagi masyarakat Dukuh Cerme Desa Kejene Randudongkal Pemalang. (16/07/2022).

Manaqiban ini biasa dilakukan setiap malam Ahad  Wage disetiap bulannya. Kegiatan manaqiban ini dilaksanakan di Masjid Ash- Shidqo Dukuh Cerme, Desa Kejene, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

"Kegiatan manaqiban ini awalnya adalah kegiatan manaqiban keluarga pribadi, kemudian dilanjutkan di Masjid dengan mendatangkan Al- Habib Husain (alm), kemudian setelah Habib Husain wafat, dilanjutkan oleh KH. Ali Khozin bin H. Abdul Hamid (alm), kemudian setelah KH. Ali Khozin wafat dilanjutkan oleh sepupunya yaitu KH. Sholeh. Awal mula adanya kegiatan manaqiban ini bertujuan untuk memperingati hari lahir KH. Ali Khozin, karena semakin banyaknya jamah yang ikut meramaikan, maka kegiatan ini pun dijadikan rutinan selapanan dan diselenggarakan di Masjid Ash- Shidqo". Jelas Gus Aji (selaku anak pertama KH. Ali Khozin).

"Kegiatan manaqiban ini dimulai dengan pembacaan rotib, maulid shimtudurror, dilanjutkan dengan istighosah dan pembacaan manaqib dengan bertujuan syiar dan diharapkan dapat mengundang jamah lebih banyak lagi. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Al- Habib Mukhsin Al Kaff. Kegiatan manaqib Ahad Wage ini telah menjadi tradisi yang turun temurun dilakukan oleh Ulama' dan sesepuh daerah setempat yang kemudian diteruskan sampai sekarang". Tutur Tarjuki (selaku ustadz Dukuh Cerme).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun