Perkembangan startup di Indonesia terbilang pesat pada beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut terlihat dari antusiasnya pemuda Indonesia dalam mewujudkan inovasi mereka melalui teknologi digital yang tak asing disebut dengan startup. Dimulai dari sektor tranportasi, ekonomi dengan e-commerce-nya, wisata, hiburan, hingga sektor pertanian, perikanan, bahkan peternakan.
Dalam sektor pertanian sendiri sudah hadir berbagai macam startup pertanian atau yang biasa disebut dengan startup agro. Salah satunya, RiTX yang telah berjalan beberapa tahun terakhir ini. Tercatat ada ribuan petani di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat yang telah menggunakan aplikasi ini. Hal tersebut disampaikan oleh Business Development RiTX, Akmal Junmiadi dalam agenda Business Meeting dengan Komunitas IDSF (Indonesia Startup Founder) beberapa waktu lalu.
Acara yang diinisiasi oleh Komunitas IDSF ini dihadiri oleh para pelaku startup agro dan agrotech dan berlangsung di Restoran Karmila, Tebet, Jakarta Selatan, tepatnya pada Sabtu (7/4) lalu. Nampak, peserta yang hadir turut antusias memperkenal startup ataupun argotech yang mereka bawa. Dari kegiatan produksi pertanian, pupuk, penjualan impor dan ekspor hasil pertanian  hingga microba untuk tanaman.
"Agenda Business Meeting ini sangat bermanfaatkan dan membuka peluang bagi kami pelaku di startup agro maupun agrotech untuk dapat memperluas jaringan dan kerjasama. Tentunya, RiTX sangat antusias menyambut kegiatan serupa untuk selanjutnya," ujar Akmal.
Tak hanya memperkenalkan startup agro atau agrotech yang mereka naungi. Namun, pada kesempatan tersebut para peserta pun turut aktif berdiskusi persoalan sektor pertanian terkini di Indonesia. Dari kesulitan dan hambatan yang dialami petani saat ini hingga kesempatan ekspor hasil pertanian.
Ada yang menarik pada pertemuan tersebut, salah satu peserta yang hadir adalah Victoria Huerta, Business Development dari Parkpine Capital asal California, Amerika Serikat. Victoria menyampaikan, peserta yang hadir pada Business Meeting Startup Agro mendapatkan diskon 50% untuk turut serta dalam kegiatan GV Summit di Hotel JW Mariot. Sebuah agenda besar Startup yang mempertemukan dengan para investor dari Silicon Valley, California, Amerika Serikat.
Tergambar jelas peserta yang hadir sangat antusias menerima undangan tersebut. Mengingat, agenda yang ditawarkan itu menjadi kesempatan besar untuk menyembangkan startup agronya dengan mendapatkan investor dari Sillicon Valey. Tak terkecuali RiTX yang dinaungi oleh UMGIdealab ini.
"Selain informasi di atas, peserta yang hadir pun mendapatkan berbagai informasi menarik lainnya. Tentunya, informasi-informasi itu diperoleh antar sesama startup agro maupun agrotech yang hadir pada pertemuan Business Meeting Perdana ini," ujar Perwakilan Komunitas IDSF, Inra Sumahamijaya.
Ia menyampaikan, beberapa informasi menarik lainnya yaitu; pertama, terbukanya pintu kesempatan berkolaborasi dalam ekspor buah eksotis Indonesia ke pasar Eropa. Kedua, startup yang tengah mencari dan ingin menjadi CTO dapat terhubung dengan engineer dari Go-Jek. Ketiga, startup yang sedang mengalami permasalahan finansial dapat terhubung dengan financial consultant dari Ernst&Young. Terakhir, adanya rencana digitalisasi, offline to online, marketing strategi dan banyaknya networking opportunity yang terjalin.
"Kami berencana untuk melanjutkan pertemuan Business Meeting ini menjadi agenda rutin Komunitas IDSF. Tentunya, tak hanya pada sektor pertanian saja, melainkan akan kami perluas ke bidang lainnya seperti, pendidikan, sosial entertainment," kata Inra.
Ia berharap, kegiatan Business Meeting terus meningkat hingga ke pertemuan antara investor dan startup founder. Sehingga, dapat memberikan kesempatan kepada startup founder muda untuk meningkatkan startup-nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H