Mohon tunggu...
Farhan Iskandar
Farhan Iskandar Mohon Tunggu... Guru - Penyair Akhirat

Sebelum daun itu kering basahilah bibirmu dengan pujian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Setitik Pena Segudang Perpustakaan

23 Februari 2020   08:37 Diperbarui: 23 Februari 2020   08:39 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: myshikshak.com

"Ketika seorang bayi berada dalam kandungan, ia akan merekam apa yang dibicarakan oleh ibunya dan sekelilingnya" --Psikologi

Adalah suatu hal yang lumrah ketika manusia menemukan hal yang benar-benar tidak hafal namun pernah terlintas dalam pikirannya menemukan hal yang sama di tempat lain yang tidak terdeteksi oleh indranya, jika dikatakan itulah yang dinamakan dengan pikiran alam bawah sadar.

Ketika manusia terlahir ke bumi, secara spontan mau tak mau ia harus menghafal benda-benda, gerak-gerik, dan kata-kata yang menemaninya setiap waktu, namun seiring ia bertambah usia mengenal lingkungan yang lebih luas ia dituntut untuk berpikir dan mendayagunakan hafalanya untuk mentransformasikan pengetahuan yang ada dalam pikirannya atas lingkungan yang ia temui, ruang memori yang tadinya kosong akan terisi seiring dikalkulasikan dengan hal-hal yang sering ia temui.

Menurut pakar kesehatan bertambahnya usia seseorang secara otomatis akan menumpulkan daya untuk menghafal, lalu bagaimana dengan menghafal al-Qur'an?

(QS.Al-Qamar [54]:17)

Jika kita hitung manusia-manusia hebat di muka bumi ini, ada jutaan orang yang hafal al-Qur'an dari usia termuda hingga orang tertua dengan berbagai macam metode, banyak di antara mereka yang menghafal di usia dini tapi sebagian dari mereka menghafal di usia remaja, maupun dewasa. 

Dalam hal ini orang tua yang cinta akan al-Qur'an akan menjadikan anaknya sebagai penghafal al-qur'an di usia-usia muda, lalu bagaimana jika seseorang yang baru menghafal pada usia sudah dewasa tentu akan berbanding terbalik? Ia akan merasa bahwa usianya kini sudah bukan lagi usia untuk menghafal dan fase itu sudah jauh terlewati.

Bagaimana Kita Merubah Pola Pikir dan Mulai Menghafal?

Sebagai orang dewasa, kita biasanya dapat menghindari rasa grogi atau malu ketika mempelajari sesuatu yang kurang kita kenal. Pada umumnya kita memilih untuk berfokus hanya pada bidang-bidang yang merupakan bakat alami kita dan menghindari pelajaran- yang sebelumnya membuat kita tidak nyaman. 

Kita bisa mendapatkan kembali sifat bawaaan lahir kita pada usia berapa pun. "Berapa pun usia anda sekarang, tidak ada kata terlambat untuk mengubah otak anda agar lebih baik," kata ahli syaraf Richard Restak, MD. Itu karena otak berbeda dari setiap organ dalam tubuh kita. Hati, paru, dan ginjal bisa aus setelah beberapa tahun, sedangkan otak justru semakin tajam bila sering digunakan.

Pesimistis dan Citra Negatif  Harus Dikikis

Penemuan Candfield adalah:"Anak-anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau kritkl dan 75 komentar positif atau dukungan setiap hari."

Pada suatu hari mungkin di kelas satu atau dua, anda duduk di kelas dan guru berkata: siapa yang dapat menjwab pertanyaan ini? Anda mengacungkan tangan sambil bergeser ke ujung tempat duduk anda dengan bersemangat hingga guru itu memanggil anda. Dengan penuh keyakinan anda menjawabnya. Lalu anda mendengar beberapa anak tertawa dan guru berkata, "tidak, itu salah."

Anda merasa malu sekali di hadapan teman-teman dan guru yang merupakan salah seorang tokoh penting dalam hidup anda, keyakinan anda mulai terguncang dan benih-benih keraguan mulai tertanam dalam jiwa anda. Bagi banyak orang inilah awal terbentuknya citra negatif diri.

Tetesan Air Secara Terus-Menerus Akan Melubangi Sebuah Batu

Ada hikayat bahwa ketika Imam Syafi'i hendak memahami sebuah buku ia membacanya berulang-ulang hingga 40 kali balikan, Benjamin Franklin memperingatkan, "Bila anda berhenti berubah, tamatlah riwayat anda." 

Keluarlah dari pola kebiasaan anda. Ketika kita mengerjakan ujian Sekolah Dasar kelas 3 kita hanya menemukan 3 pilihan ganda, lalu ketika SMP akan bertambah satu dan saat SMA bertambah satu menjadi 5, sulit ataupun tidak karena kita tetap memilki keinginan untuk meguasai akademik selama 9 tahun.

Kita dapat mempercepat peningkatan dengan mempertinggi derajat kesulitan belajar: misalnya cobalah teka-teki silang yang lebih sulit, atau bermain catur dengan lawan yang lebih mahir.

Banyak hal yang akhirnya membuat seseorang putus asa menghafal al-Qur'an, karna terlalu banyak ayat, banyak ayat serupa, sulit dalam mengingat, mudah sekali lupa, dan usia yang terlampau tua. 

Kita singgung sebuah peribahasa "Akal tak sekali tiba, runding tak sekali datang" peribahasa ini mengajarkan bahwa setiap keberhasilan membutuhkan proses panjang, bukan hanya 30 juz yang akan kita hafal, 10 juz yang akan kita targetkan per tahun atau 5 baris yang akan kita hafalkan hari ini, tapi saat kita benar-benar ingin menghafal dan terus-menerus walaupun hanya satu baris dalam satu hari. 

Misalnya seekor kupu-kupu indah berawal dari ulat yang menjijikan dan kepompong kemudian tibalah fase kupu-kupu bersayap indah, sebuah baju semula dari kapas yang dijadikan benang, ditenun, dijadikan kain dan direkadaya seorang penjahit menjadi pakaian. Dan seterusnya. "Api besar berawal dari api kecil".

 Jika kita mulai menghafal dan mengayuh sepeda dengan tekad yang kuat dan terus mengayuh, namun tidak bisa mempertahankan kestabilan atau dipertengahan berputus asa lalu mulai berhenti karna keyakinan mulai terguncang, kita mulai ragu pada diri sendiri, kita malu karna ditertawakan , maka secara otomatis kita telah terjatuh dari sepedah.

Cobalah Dan Perhatikan, Niscaya Kamu Akan Menjadi Orang Yang Bisa

Badru Munier Buchori dalam bukunya yang berjudul "Otak Superior" mengatakan zona otak ingatan adalah zona otak  yang berfungsi memperluas pengetahuan dan emosi manusia, ia terbagi menjadi dua bagian ingatan pengetahuan dan ingatan persaan, melatih zona ingatan akan mempererat ingatan pengetahuan dan ingatan perasaan sebab keduanya berkaitan sangat erat.

Melatih zona otak ingatan bisa dilakukan dengan cara setidaknya menghafal selama 20 menit per hari. Yang terpenting dari latihan menghafal paling tidak selama 20 menit per hari bukan menitikberatkan pada efektivitas hafalan dan banyaknya seseuatu yang dapat dihafal, melainkan hanya memberi batasan pada otak, menanamkan kesadaran akan tenggat waktu dapat mengaktifkan zona otak ingatan.

Jika kita rutin menghafal paling tidak 20 menit sehari, maka kemampuan zona otak ingatan akan meningkat. Tidak salah jika setiap hari sebelum sekolah seorang anak akan terbangun pada pukul 4 subuh karna ia dilatih untuk tidur sesegera mungkin lalu ditanamkan kesadaran untuk bangun lebih awal.

Salah satu kegiatan yang sangat penting dan bermanfaat besar untuk mngembangkan kemampuan zona otak ingatan adalah denfan cara menghafal kitab suci. Mengahafal kitab suci mengharuskan kita untuk membaca sebuah ayat berulang-ulang agar melekat dalam ingatan. Memperbanyak bagian yang harus dihafalkan akan membuat volume ingatan semakin bertambah. 

Ketika kita terbiasa menghafal al-Qur'an, maka pelajaran lain akan lebih mudah kita hafal dan kita pelajari. Al-Qur'an dapat meningkatkan Inteligansi (IQ) anak, Dr. Nurhayati dari Malaysia mengemukakan hasil penetlitiannya tentang bacaan al-Qur'an dapat meningkatkan IQ bayi yang baru lahir dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam. Dikatakanya, bayi yang berusia 48 jam saja akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria dan sikap yang lebih tenang.

Mintalah Kepada-Ku! Niscaya Akan Kukabulkan

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:"Barangsiapa yang meninggalakan sesuatu karena Allah, maka Allah pasti akan menggantikan dengan yang lebih baik."

"Daya ingat adalah induk dari segala kearifan." --Aeshylus (Dramawan Yunani)

"Saat seorang berhenti berkembang tidak peduli berapa pun usianya, saat itulah ia mulai menjadi tua."-William James

"Seorang manusia adalah apa yang dipikirkannya setiap hari." --Ralph Waldo Emerson

Waktu akan terus berjalan, detik akan terus bergerak, menit, jam akan berputar dan kembali ke asal, hari, minggu akan bertemu menjadi bulan dan genap menjadi tahun, semuanya akan senantiasa berubah. Jika usia dini menjadi patokan untuk mulai menghafal, maka anda sudah melewatkan itu semua, jika usia dewasa adalah keterlambatan untuk menghafal maka, ubahlah pola pikir anda, karna otak adalah pisau yang belum diasah.

Harapkan yang terbaik, dan anda akan mendatangkan yang terbaik untuk menjadi kenyataan, tanamkan dalam diri anda sugesti positif setiap saat:

  • Kini aku akan benar-benar meraihnya (al-Qur'an).
  • Ini (al-Qur'an) menyenangkan!.
  • Aku benar-benar bangga dengan diriku.
  • Semakin sering aku praktik (al-Qur'an), semakin baik yang kudapatkan (al-Qur'an).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun