Keragaman Kebudayaan adalah "Napas" Indonesia

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di Asia Tenggara. Dengan jumblah pulau 17.508 pulau dan pada tahun 2023 jumblah penduduk mencapai  275.77 juta jiwa (bps.go.id).  

Indonesia juga dikenal dengan sebutan nusantara. Keragaman Kebudayaan adalah ciri khas yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena dari Sabang sampai Merauke terdapat begitu banyak keragaman kebudayaan.  

Keragaman ini, tercermin dari berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia yakni seperti keragaman bahasa daerah (bahasa ibu), agama, tradisi, adat istiadat, makanan, dan bahkan pada ciri arsitektur bangunan dari masing-masing daerah. Hal inilah membuat Indonesia menjadi unik dibandingkan dengan negara-negara lainya.

Mengacu pada data sensus yang dikeluarkan oleh  Badan Pusat Statistik tahun 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa (etnis), 718 bahasa daerah (bahasa ibu), 6 agama yang diakui negara serta kepercayaan-keperacayaan lokal yang dalam kehidupan masyarakat Indonesia (Indonesia.go.id). 

Baca juga: Kualitas Pemuda adalah Solusi yang Tepat di Era Society 5.0

Menyadari keberagaman yang ada, Indonesia memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang memiliki arti berbeda-beda namun tetap satu. Semboyan tersebut harus kita hidupi dalam kehidupan sebagai masyarakat dan anak bangsa Indonesia. Akan tetapi semboyan tersebut sering kali tidak dihidupi oleh beberapa kalangan masyarakat dalam bertindak dan berbuat.

Berikut berberapa kasus intoleransi beragama yang terjadi yakni larangan untuk melakukan ibadah yang terjadi di Gereja GSJA Kanaan Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur, Graha Prima Jonggol Menolak Ibadah Jemaat Gereja Pantakosta di Bogor, jemaat HKBP KSB di Kabupaten Bekasih (Publikasi tirto.id 11 oktober 2020). 

Selain itu, ditem ukan juga dalam tingkatan pendidikan, adanya surat edaran dari Dinas Pendidikan kepulauan Bangka Belitung. Dimana surat tersebut memberikan instruksi kepada seluruh siswa SMA/SMK untuk wajib membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 Karya Felix Siauw. Hal ini menyebabkan adanya kecaman dari banyak pihak dan pada akhirnya surat edaran tersebut dibatalkan[4] (Its.ac.id). Kasus rasisme yang dilakukan oleh seorang guru terhadap murid asal Papua yang mengikuti pendidikan jalur afirmasi di Lumajang -- Jember (Kompas.com). 

Pada aspek bahasa daerah. Bahasa daerah yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini mengalami masalah yang cukup serius untuk keberlanjutanya, karena beberapa bahasa daerah diantaranya dalam kondisi kritis dan sangat terancama untuk punah.

Dalam Indonesiabaik.id memamparkan laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan sejak tahun 1991-2017. Penelitian ini menemukan setidaknya  4 bahasa daerah di Indonesia yang kondisinya kritis atau sangat terancam yakni Bahasa Reta di Kabupaten Alor, Bahasa Saponi di Kabupaten Waropen, Bahasa Ibo di Kabupaten Halmahera Barat, serta Bahasa Meher di Pulau Kisar. Dan bahasa yang terancam punah terdapat 18 bahasa daerah yaitu sebanyak 9 bahasa daerah di Papua (Mander, Namla, Usku, Maklew/Makleu, Bku, Mansim Borai, Dubu, Irarutu, Podena), 4 bahasa daerah di Sulawesi (Ponosakan/Ponosokan, Konjo, Sangihe Talaud, Minahasa/Gorontalo).  

Baca juga: Generasi Z: Peluang dan Tantangan dalam Ekonomi di Era Digital

Menurut (Lewis dan Maslin 2015), membedakan dalam dua dimensi dalam pencirian keterancaman keberlanjutan bahasa yakni jumblah penutur yang menggunakan bahasa dan sifat penggunaan bahasa. Bahasa dikatakan terancam keberlanjutanya apabila semakin sedikit masyarakat yang mengakui bahasanya. Hal ini, berdampak pada bahasa tersebut tidak pernah digunakan dan apalagi diajarkan pada generasi berikutnya. Selain itu, suatu bahasa digolongkan terancam punah adalah jika semakin digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga kehilangan fungsi komunikatifnya dan sosialnya. 

Pada Aspek tradisi, adat istiadat dan arsitektur dari zaman kezaman terus mengalami perubahan yang cukup singnifikan. Apalagi dengan adanya globalisasi yang sangat pesat saat ini. Seperti pada sisi arsitektur bangunan dari masing-masing daerah yang seharusnya menjadi ikon atau wajah gambaran kehidupan sosial masyarakat terus tergerus (Peter dan Simatupang 2022). 

Dengan permasalahan diatas lalu bagaimana keberlanjutan keragaman kebudayaan Indonesia ? Langka apa yang harus dilakukan sebagai warga negara Indonesia ? sehingga keberagaman kebudayaan terus berlanjut.

Sebagai warga negara Indonesia dalam upaya menjaga keragaman kebudayaan Indonesia ada beberapa hal yang perlu dihidupi dan dimaknai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain sebagai berikut:  

Menjaga Dan Mempelajari Budaya Lokal: Warga Negara dapat menggali dan mempelajari budaya lokal di daerah tempat ia berada atau tinggal. Sehingga dapat mengenal tradisi, bahasa, adat istiadat, dan seni tradisional yang ada di lingkungan sekitaranya. Hal ini dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan antar generasi, menghadiri acara budaya, atau bergabung dalam komunitas lokal yang peduli terhadap warisan kebudayaan.

Melestarikan bahasa daerah: Bahasa daerah adalah bagian penting dari kebudayaan. Masyarakat dapat mempertahankan bahasa daerah dengan menggunakan dan mempraktikkannya dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu, masyarakat dapat mempelajari dan mengajarkan bahasa daerah kepada generasi yang lebih muda.

Mempromosikan seni dan budaya melalui media sosial: Masyarakat Indonesia memiliki akses luas ke media sosial. Platform ini bisa digunakan untuk mempromosikan seni, musik, tarian, dan budaya Indonesia kepada khalayak atau masyarakat yang lebih luas. Dengan berbagi konten yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia.  

Berpartisipasi dalam acara budaya: Aktif dalam menghadiri dan berpartisipasi dalam acara budaya yang diadakan di lingkungan. Seperti pertunjukan seni tradisional, festival budaya, atau pameran seni lokal. Dengan mendukung dan terlibat dalam acara budaya. Dengan demikian akan memperkuat kesadaran dan kepentingan terhadap warisan budaya Indonesia.

Dari berapa point diatas tidak lupa juga bagi pihak pemerintah baik dari tingkatan nasional hingga pada tingkatan daerah perlu terus mengupayakan untuk menghidupkan, meningkatkan, dan menjaga keragaman kebudayaan Indonesia dengan berbagai program kebudayaan sehingga Indonesia pada akhirnya akan maju dengan berbagai keunikan yang dimiliki.

 

DAFTAR PUSTAKA

Jumblah Penduduk Indonesia tahun 2023

https://www.bps.go.id/indicator/12/1975/1/jumlah-penduduk-pertengahan-tahun.html

Frofil Suku Bangsa, Budaya Dan Keberagaman Yang Ada Di Indonesia https://Indonesia.go.id/profil/suku-bangsa/kebudayaan/suku-bangsa

Guru Di Jember Berkata Rasis Ke Murid Asal Papua Kofifah Turun Tangan ?

https://regional.kompas.com/read/2022/02/01/083300878/guru-di-jember-berkata-rasis-ke-murid-asal-papua-khofifah-turun-tangan?page=all

Kasus Intoleransi di Jawa Tengah Sulit Di Selesaikan

 https://serat.id/2021/07/26/kasus-intoleransi-di-jawa-tengah-sulit-diselesaikan/

Intoleransi Terus Bersemi Di Saat Pandemi

https://tirto.id/kasus-intoleransi-terus-bersemi-saat-pandemi-f5Jb

Lewis, Simon L., dan Mark A. Maslin. 2015. "A transparent framework for defining the anthropocene epoch." Anthropocene Review 2(2): 128--46.

Peter, Ramot, dan Masda Surti Simatupang. 2022. "Keberagaman Bahasa Dan Budaya Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia." Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya 9(1): 96--105.