Mohon tunggu...
umbu ole
umbu ole Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan pemerhati politik

Saya adalah seorang pemerhati masalah-masalah politik dan sosial kemasyarakatan di negeri ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berpolitik Tanpa Kampanye Hitam (No Black Campaign)

27 September 2023   11:49 Diperbarui: 27 September 2023   11:57 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana perpolitikan di tanah air menjelang perhelatan Pilpres dan Pileg 2024 mulai memanas. Para politisi dan partai politik semakin hari semakin sengit dalam perdebatan soal figur calon presiden yang mereka calonkan. Saling adu gagasan dan program masih dalam tataran permukaan. Yang paling menonjol malah bagaimana saling menyerang dari sisi track record dan profile masing-masing calon, terutama catatan masa lalu para calon presiden itu.

Mencermati kondisi tersebut, ijinkan penulis untuk turut menyampaikan beberapa hal yang sekiranya menjadi rambu-rambu bagi siapa saja yang terlibat dalam perhelatan demokrasi ini, supaya tetap menjunjung tinggi obyektivitas dan kejujuran dalam berpolitik, secara khusus untuk meminimalisir strategi BLACK CAMPAIGN dalam mencari sosok calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia.

Politik tanpa Black campaign merujuk pada pendekatan dalam dunia politik yang fokus pada komunikasi yang bersifat positif dan beretika, tanpa melibatkan strategi atau taktik yang mengarah pada penyebaran informasi palsu, pencemaran nama baik, atau serangan personal terhadap lawan politik. Dalam politik tanpa black campaign, diharapkan para kandidat dan tim kampanye mereka berupaya untuk memenangkan pemilu atau mendapatkan dukungan dari rakyat dengan cara yang lebih fair, jujur, dan konstruktif.

Beberapa prinsip politik tanpa black campaign yang sebaiknya dikedepankan dalam berkompetisi yaitu:

  • Fokus pada Isu: Kandidat dan tim kampanye berfokus pada pembahasan isu-isu yang relevan dengan pemilih, seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan, keadilan, hak asasi manusi, dan kesehatan. Masing-masing kandidat dan tim kampanye sebaiknya berusaha untuk memberikan solusi konstruktif terhadap masalah-masalah bangsa kita agar bisa menadapatkan solusi pemecahannya.
  • Kampanye Positif: Kampanye politik harus bersifat positif menekankan prestasi dan program kerja nyata, bukan iming-imingan yang tidak masuk akal dari para kandidat mereka, bukan juga menyerang atau mencemarkan nama baik lawan politik.
  • Berbicara Fakta: Komunikasi politik harus didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi. Menghindari penyebaran informasi palsu atau tidak benar merupakan prinsip dasar dan sangat penting dalam politik tanpa black campaign.
  • Dialog Terbuka: Kandidat harus terbuka untuk berbicara dengan pemilih dan media, menjawab pertanyaan, dan berpartisipasi dalam debat dengan cara yang beradab dan beretika.
  • Kolaborasi: Kandidat sangat dianjurkan untuk dapat bekerja sama dengan lawan politik dalam beberapa hal penting untuk kepentingan masyarakat, mengutamakan kerjasama di atas konfrontasi, bukan sekedar berbeda dan menyesatkan.
  • Kritik yang Konstruktif: Ketika mengkritik lawan politik, kandidat sebaiknya memberikan kritik yang konstruktif dan berargumentasi berdasarkan fakta, bukan serangan pribadi atau retorika yang merusak.

Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari beberapa poin di atas, yaitu pendekatan politik tanpa black campaign dapat membantu menciptakan lingkungan politik yang lebih sehat dan menjaga integritas proses demokratis. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap politik dan pemimpin mereka, karena masyarakat cenderung merespons positif terhadap kampanye yang berfokus pada solusi dan isu-isu yang relevan daripada kampanye yang penuh dengan serangan dan retorika negatif.

Demikian beberapa hal yang bias menjadi perhatian bagi seluruh pelaku dalam kontestasi Pilres dan Pileg 2024 nantinya. Semoga menjadi perhatian dan bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun