Mohon tunggu...
Nobel Rawa
Nobel Rawa Mohon Tunggu... -

butuh memahami hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Khabar

2 Maret 2012   12:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



Khabar dari barat :

Ditimur banyak potensi

Bukit dan gunung banyak emas dan mangan

Laut dan perut pulau ada minyak

Dan manusianya masih bodoh

Khabar dari timur:

Kemarin Pe’u ditembak mati

Tentara pengaman emas

Kata mereka itu sudah

Dikuasai perusahaan asing

Darahnya untuk orang timur

Tubuhnya untuk keluaga

Jiwanya untuk Tuhan

Tadi pagi sepasang suami istri

Meninggal tertimbun longsor

Saat menggali mangan

Meninggalkan seorang anak

Berumur tiga tahun terus menangis

Siapa mendengarkan?

Langit biru merah

Awan putih gelap

Tetap saja

Khabar dari barat:

Itu salahnya Pe’u

Mengambil milik orang asing

Sekalipun ia dilahirkan disitu

Karena emas Tuhan titip di timur

Pada saatnya orang barat mengambil itu..

Itu salah mereka

Menggali mangan tanpa tahu sesuatu

Sekalipun kami tidak memberikan makan dan pendidikan

Peliharalah anak itu

Karena sudah takdirnya ditinggal orang tua

Khabar dari timur:

?!$!?$!?$

10-4-2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun