2) Substitusi
Produk pengganti banyak nggak? Kalau banyak dan mudah dicari, mending idemu didelete aja. Butuh modal besar sekali untuk bersaing dengan yang sudah ada.
3) Bahan baku/suplai
Bahan bakunya gampang dicari dan tersedia banyak nggak? Ketersediaan bahan baku adalah faktor penting buat scale up. Kalau terbatas, repot ntar pas mau scale up.
4) Biaya entri
Nah, terakhir, kalau orang lain mau bikin produk itu biayanya mahal nggak, dan prosesnya repot nggak. Kalau murah dan gampang, nantinya gampang di tiru.
Gizidat termasuk produk yang unggul dilihat dari 4 aspek itu.
1) Ijin sudah ada. Ada ijin edar BPOM dengan nomer POM TR : 193627671.
2) Produk substitusi nggak banyak. Dari jenis madu "ikan" mungkin nggak sampai 200 brand. Untuk jenis madu "sidat", tidak sampai 5 brand. Jalur distribusi Gizidat yang hebat, membuatnya menjadi produk yang PALING mudah dicari, sehingga hal ini membuatnya memiliki keunggulan tersendiri.
3) Suplai dan bahan baku relatif terbatas. Madu hutan khususnya. Namun permasalahan itu bisa diselesaikan dengan mudah. Untuk scale up, kita bisa meramu madu hutan dengan madu ternak. Efeknya sama.
4) Biaya entri relatif mahal dan prosesnya tidak gampang. Botol Gizidat tidak dijual bebas di pasaran karena volume yang tidak lazim, untuk itu kalau hendak membuat produk "mirip" Gizidat harus sediakan modal relatif besar untuk memesan botol ke pabrik botol. Belum lagi di sisi kandungan, ada bahan di dalam Gizidat, yang pabriknya hanya 2 di Indonesia, dan brand yang menggunakan juga hanya 2 brand. Riset untuk produksi bahan itu mahal, belum lagi infrastrukturnya.
Melihat analisa dari 4 hal tersebut, sangat mungkin Gizidat akan memiliki daur hidup yang relatif panjang.
Bila ingin memulai bisnis rintisan bisa rekan-rekan mencontoh beberapa cerita saya ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H