Guru atau dosen, kata Iim Ibrohim, harus takut kalau anak-anak didiknya tidak bisa mengaji atau tidak berakhlak baik. Guru juga didorong untuk terus berkreasi dan berinovasi.
"Inovasi dalam pendidikan itu harga mati. Guru harus terus berinovasi tiada henti. Kalau guru tidak mau berinovasi, lebih baik jangan menjadi guru. Tentu berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman," tandas alumnus UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Iim Ibrohim menekankan bahwa inovasi dalam pendidikan sangat penting untuk mengimbangi perkembangan zaman yang berubah cepat. Tujuan khusus inovasi pendidikan adalah menghasilkan pendidikan yang berkemajuan dan mampu bersaing secara global.
Inovasi pendidikan itu idealnya pakai pola bottom up models yakni bermula dari bawah agar terjadi semangat dalam praktiknya. "Intinya harus ada kolaborasi antara orang tua, masyarakat, dan sekolah dalam menciptakan pendidikan islami yang ideal. Tidak bisa diserahkan kepada satu pihak saja," pungkas Iim Ibrohim.
Mimbar Iqra edisi keempat ini dihadiri puluhan peserta, baik mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan. Sambil ditemani camilan tradisional, diskusi Mimbar Iqra berjalan khidmat dan santai.
Tema yang disampaikan adalah "Mengawal Pendidikan Islami Sejak Dini Dengan Penguatan Inovasi (Pesan Normati dan Historis)."***(FA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H